Mohon tunggu...
elmariachi culianca
elmariachi culianca Mohon Tunggu... Wiraswasta - elmariachi nama pena

Huruf adalah Hati, Kata adalah Jiwa,dan Kalimat adalah Kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tuhan Alam Semesta Telah Mati

16 Oktober 2016   11:40 Diperbarui: 16 Oktober 2016   11:55 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

pada nisannya kami menulis:

“inilah makam tuhan alam semesta”

selesai. kami kembali ke meja

hening sejenak. sunyi duduk dalam kabut

saat itu siang telah menikam pagi

orang-orang masih saja ribut dengan kematiannya

kupu-kupu mendatangi kami, dan berkata,

“tuhan alam semesta telah  mati, buat apa lagi kita mencarinya di taman. kita harus mencari penggantinya.”

“tapi siapakah yang paling tepat menggantikannya?” tanya pipit

“di tengah  hutan desa ini ada kuil purba, di sana banyak dewa-dewa. kita bisa memilih salah satu di antara mereka,” ujar anjing.

“aku tidak setuju. hampir semua dinding kuil telah aku rayapi, dan mereka adalah dewa-dewa yang saling bersilang lidah. di ujung lidah mereka ada bara api,” kata si cicak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun