Mohon tunggu...
Elma
Elma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya suka tentang pengetahuan dan misteri-misteri dunia

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Pola Asuh Strict Parents, Apakah Selalu Baik?

21 Juni 2023   20:40 Diperbarui: 21 Juni 2023   20:43 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini marak terjadi pola asuh orang tua terhadap anak otoriter atau yang biasa disebut dengan strict parents. Pola asuh orang tua yang ketat atau yang biasa disebut dengan strict parents adalah pendekatan dalam mendidik anak, Di mana orang tua menerapkan aturan dan harapan yang tinggi terhadap anak-anak mereka. Pendekatan ini cenderung melibatkan pengawasan yang ketat, batasan yang tegas dan pengaturan ketat terhadap perilaku dan kegiatan anak.

Sebagai orang tua yang hidup di zaman sekarang Pasti takut dengan adanya kenakalan kenakalan remaja yang beredar banyak di zaman sekarang, Karena itulah banyak orang tua saat ini bahkan menggunakan pola asuh terhadap anaknya dengan pola asuh strict parents. Pergaulan anak remaja di zaman sekarang dibilang sangat memprihatinkan walaupun kadang ada pergaulan yang baik, tetapi kebanyakan pergaulan di zaman sekarang ini bisa menyebabkan anak terjerumus ke dalam lubang mematikan yang mengancam masa depan mereka. Wajar saja bila orang tua memperketat pengawasannya terhadap anaknya, orang tua mana yang tidak sakit hati jika mendengar anaknya melakukan hal-hal yang tercela dan bahkan menentang agamanya.

Memang benar pola asuh strict parents ini akan menjaga anak dari hal-hal yang tidak diinginkan oleh orang tua, akan tetapi Apakah dengan pola asuh strict parents tersebut akan membuat sang anak lebih baik, baik dari segi mental maupun sikapnya?

Dilansir dari jurnal PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA STRICT PARENTS TERHADAPPERKEMBANGAN SIKAP DAN MENTAL ANAK Citra Ayu Virginia Pama, Anisa Nurul Febrian, Oktami Winata, pola asuh otoriter atau strict parents ialah pola pengasuhan dengan menetapkan aturan atau perilaku yang dituntut untuk diikuti secara kaku dan tidak boleh dipertanyakan. Dan juga strict parents harus selalu menetapkan standar yang harus dituruti dengan berbagai bentuk kontrol dan ancaman yang diberikan kepada anak. Bentuk asuh seperti ini mendorong orang tuanya untuk selalu mengawasi dan menekankan anaknya agar harus menuruti semua aturan yang ada tanpa terkecuali dan tanpa alasan apa pun.

Mengutip dari cnnindonesia.com, beberapa orang menjadi strict parents karena mempunyai harapan yang tinggi terhadap anaknya, mereka mengajarkan disiplin kepada anak-anaknya demi masa depan sang anak. Orang tua ini memiliki kepentingan terbaik anak-anak mereka di hati mereka, dan juga tidak ingin anaknya terjerumus dalam hal-hal yang merusak masa depan mereka.

Memang benar, alasan-alasan orang tua di luar sana memiliki alasan yang baik Mengapa mereka menggunakan pola asuh strict parents kepada anak.

Akan tetapi apakah dengan orang tua menerapkan pola asuh strict parents terlalu berlebihan bisa berdampak baik bagi anak mereka?.

ilansir dari halodoc.com, pola asuh ini dapat memicu gangguan perilaku pada anak dan bahkan dapat memicu berbagai dampak negatif pada perkembangan anak, seperti:

1. Rasa percaya diri pada anak menjadi rendah, dikarenakan ia tidak diberi kesempatan untuk membuat keputusan dalam hidupnya.

2. Anak menjadi lebih mudah marah, sang anak bisa saja lebih mudah tersulut emosi, marah bahkan sampai memberontak, hal itu terjadi karena anak-anak belajar dan melihat apa yang orang tua lakukan dalam mendidik mereka.

3. Berisiko menjadi anak yang suka mengintimidasi, karena di rumah saja mereka tidak bisa bebas, jadi pada saat di luar rumah mereka akan melakukan apapun bahkan sampai merugikan mereka.

4. Sering berbohong kepada kedua orang tua mereka, karena apapun selalu dilarang, anak pun jadi lebih tertutup dan sering berbohong kepada orang tua karena mereka takut akan dampak yang terjadi pada orang tua mereka.

5. Stres hingga depresi, anak-anak dengan pola asuh ini dapat mengalami gangguan kesehatan mental seperti stres hingga depresi Selain itu anak juga beresiko mengalami gangguan kesehatan mental lainnya seperti cemas yang dapat mengganggu perkembangan kesehatan mentalnya.

Tidak hanya dampak negatif yang didapatkan dari pola asuh strict parents ini, ada juga dampak positif yang didapatkan. Dilansir dari haibunda.com, dampak positif dari pola pengasuhan strict parents ini adalah:

1. Anak tumbuh dengan berperilaku yang baik, dikarenakan orang tua mereka dengan tegas menetapkan aturan dan ekspektasi yang jelas mengenai perilaku anaknya.

2. Dan juga dengan pola asuh ini dapat membantu menjaga anak-anak untuk tetap selalu melakukan hal-hal yang baik selama mereka beraktivitas.

3. Menjaga mereka dari hal-hal yang menjerumus mereka kedalam hal-hal yang tidak di ridhoi Allah SWT.

Penting untuk diingat bahwa setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda, dan pola asuh yang tepat harus disesuaikan dengan karakteristik dan kepribadian individu mereka. Keseimbangan antara aturan yang tegas dan kebebasan yang wajar seringkali lebih dihargai dalam pendidikan. Walaupun banyak dampak negatif yang didapatkan dalam pola asuh strict parents, tidak terlepas juga dari dampak positif yang didapatkan anak. Setidaknya sebagai orang tua hendaknya memilah pola asuh yang baik sesuai dengan kebutuhan anak nya, bukan karena keinginan orang tuanya.

Maka dari itu sebagai konselor yang sering menangani masalah seperti ini, inilah beberapa cara yang tepat untuk konseling agar dapat memengaruhi pola asuh orang tua yang ketat:

1. Pemahaman yang lebih baik: Melalui konseling anak, orang tua dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang kebutuhan, perasaan, dan perspektif anak mereka.

2. Mengidentifikasi sumber masalah: Konseling anak juga membantu orang tua mengidentifikasi sumber masalah yang mendasari perilaku atau pola asuh yang ketat.

3. Memberikan pembelajaran strategi pengasuhan alternatif: Konseling anak dapat membantu orang tua yang ketat dalam mempelajari strategi pengasuhan alternatif yang lebih efektif dan adaptif.

4. Mengelola emosi: Konseling anak juga dapat membantu orang tua mengelola emosi mereka sendiri. Orang tua yang ketat mungkin memiliki kecenderungan untuk merespons secara berlebihan terhadap perilaku anak atau mengandalkan hukuman fisik. Melalui konseling, mereka dapat belajar strategi pengelolaan stres dan emosi yang lebih sehat, yang memungkinkan mereka untuk merespons secara lebih efektif dan bijaksana dalam situasi yang menantang.

5. Meningkatkan hubungan orang tua-anak: Konseling anak memberikan kesempatan bagi orang tua dan anak untuk berinteraksi dalam konteks yang mendukung dan terapeutik. Ini dapat memperkuat ikatan antara orang tua dan anak, meningkatkan komunikasi, dan memperbaiki hubungan yang mungkin tegang atau rusak.

Konseling anak dapat berperan sebagai alat yang efektif dalam membantu orang tua yang ketat untuk mengubah pola asuh mereka menjadi lebih seimbang dan adaptif. Dengan dukungan konselor anak, orang tua dapat mempelajari keterampilan baru dalam mengasuh anak dan menciptakan lingkungan keluarga yang lebih harmonis dan mendukung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun