Mohon tunggu...
Elly Suryani
Elly Suryani Mohon Tunggu... Human Resources - Dulu Pekerja Kantoran, sekarang manusia bebas yang terus berkaya

Membaca, menulis hasil merenung sambil ngopi itu makjleb, apalagi sambil menikmati sunrise dan sunset

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Ketika Gimmick Adalah Koentji, Slebew

23 Januari 2024   11:39 Diperbarui: 14 Februari 2024   23:57 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Slebew. Pagi yang merona, sambil mereguk secangkir kopi pahit, dan sepiring kecil bakwan homemade, gluten free, garing, setelah berkutat di dapur 15 menit. Entah mengapa saya merasa slebew. Slebew tak terperi. 

Saya, he, rasanya masuk  golongan straight to the point, yang gak gitu paham apa gunanya gimmick dan untuk apa?  Mau makan, saya tinggal buka tudung saji, ambil piring, makan. Jika ada yang tanya ke saya, Buku X letaknya dimana, saya tinggal jawab, di rak nomor tiga sudut paling kiri.

"Ah, kamu kuno" suara di kepala saya, hiks

'"Belajar dong, banyak gunanya gimmick itu"

"Gimmick itu koentji, bagi yang paham", suara itu lagi, seperti mengejek saya

Gimik atau gimmick adalah trik atau alat yang sengaja digunakan untuk menarik perhatian atau membujuk orang untuk membeli sesuatu, menerima, sesuatu, atau terbeli keyakinannya akan sesuatu

Begitulah sodara-sodara. Entah kenapa akhirnya saya tulis juga drama seputar Gimmick yang saya saksikan pada Debat Cawapres kedua kemarin. 

Untuk pemilih seperti saya, yang  entah kenapa kali ini malah masih berada di awang-awang, antara mau ikut milih atau traveling saja. Kemudian, setelah saya tundukkan keinginan mbeling mau Golput itu, saya juga masih gamang mau memilih siapa diantara para 3 pasang kandidat itu. Maka, nonton debat adalah salah satu jalan memasang radar, mengintip, menilai, kemudian menetapkan pilihan, katanya.

Berhasilkah saya ? entahlah. Rasanya saya akan traveling saja pada Hari yang Romantis itu nanti. Sekali lagi, entahlah.

Semakin hari, saya makin gak berselera dan kehilangan respect pada Hari Valentine yang padanya nanti padanya akan digelar pesta demokrasi itu. Semakin hari rasaya hari itu makin menjengkelkan. Padahal Hari Valentine itu tak salah apa-apa, kenapa saya jadi benci dia, he.

Slebew, kenapakah ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun