وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ
“Dan para istri memiliki hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf.” (QS: Al-Baqarah: 228)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri telah bersabda,
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarga (istri)nya. Dan aku adalah orang yang paling baik di antara kalian terhadap keluarga (istri)ku.” (Tafsir Al-Qur`anil ‘Azhim, 2/173)
Begitulah. Laki-laki perempuan, sama saja. sama-sama harus saling menghargai dan saling menjaga. Saya bekerja, tapi atas tanggungjawab dan kesadaran sendiri saya senang memasakkan suami dan anak saya. Saya ikhlas dan tidak terbebani. Tetapi, ketika saya sedang sibuk bingit, ada deadline pekerjaan kantor yang harus saya kerjakan di rumah juga ya suami dan anak saya cukup pengertian. Ada aplikasi pesan makanan online toh. Sedang mau, anak atau suami saya ya tinggal bikin telur dadar, ada sambal keringan tempe di toples, beres.
Jadi betulkah perempuan itu memang untuk diperah...!? Tidak. Jika ingin hidup kita damai, rumah tangga tentram, anak-anak sehat dan sholeh dan sholehah kita luruskan mindset kita. Bahkan jika ada perempuan dan laki-laki yang memutuskan hidup melajang selamanya, tetap harus dalam koridor saling menghargai dan saling menghormati antara perempuan dan laki-laki. Perempuan dan laki-laki menurut saya harus sama-sama menolak kalimat "perempuan itu memang untuk diperah" ini. Ayolah kita saling menghargai dan menyanyangi. Perempuan itu bukan sapi. Bukan pula kerbau.
Salam Kompal. Salam Kompak selalu. Salam Kompasiana.
Sumber :
1. Katakan Tidak Pada Eksploitasi Perempuan
2. Eskploitasi Terhadap istri Sering Tidak Disadari