Kebarat-baratan! Hem, penilaian ini tanpa kita sadari sering terlontar jika melihat ada orang Indonesia yang berbahasa asing dalam pergaulan mereka. Atau, sok pake bahasa asing! Itu pun mungkin pernah terlintas dari pikiran kita. Tapi sebaliknya, wah keren ya orang asing itu bisa bahasa Indonesia! Atau, tuh bule gape bener bahasa Indonesianya. Justru terbalik, orang asing yang berbahasa Indonesia jadi terlihat seperti pangeran di mata kita. Aneh ya?
Sebagai bangsa yang sedang, ingin bahkan harus maju, saya pribadi merasa memiliki kemampuan berbahasa asing itu perlu. Bahkan wajib! Sudah tidak perlu malu-malu lagi. Juga jangan dicibiri. Harusnya menjadi pelecut bagi kita yang belum bisa berbahasa asing untuk belajar mengadaptasinya sebagai kemampuan kedua.
Sebuah tajuk wacana di Majalah Femina, berjudul: Memilik kemampuan berbahasa asing akan meningkatkan karir kita dalam bekerja.  Saya setuju sekali dengan yang satu ini. Karena saya sendiri merasakannya. Walaupun bahasa Inggris bukan second language buat saya, melainkan bahasa Jepang, tetapi intinya sama, sasarannya juga sama. Dengan berbahasa asing, kita bisa melihat dunia lebih luas. Wawasan pun bertambah, teman pun bertambah.
Kasus Cinta Laura telah membuat saya belajar untuk lebih menghargai kemampuan berbahasa asing pada anak bangsa sendiri. Apalagi ternyata Cinta Laura sudah membangun sekolah dengan hasil keringatnya bekerja. Duuuh jadi malu ya, kalau sudah mencibir orang yang ternyata jelas-jelas berkontribusi bagi pendidikan anak bangsa sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H