Rendahnya kualitas SDM masih menjadi hambatan utama dalam menghadapi tantangan global. Banyak lulusan sekolah dan perguruan tinggi belum memiliki keterampilan yang relevan dengan tuntutan industri. Berdasarkan laporan World Economic Forum (2020), Indonesia masih berada di peringkat ke-50 dalam Indeks Daya Saing Global. Untuk mengatasi hambatan ini, perguruan tinggi seperti Unissula harus berperan aktif dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan vokasi. Dengan pendekatan pendidikan berbasis kompetensi dan teknologi, lulusan perguruan tinggi akan lebih siap menghadapi tantangan global.
Di sisi lain, keterbatasan infrastruktur juga menjadi hambatan signifikan, terutama di daerah terpencil. Keterbatasan akses internet dan teknologi membuat daerah-daerah tersebut tertinggal dalam perkembangan ekonomi dan pendidikan. Pemerintah perlu mempercepat pembangunan infrastruktur digital agar semua wilayah di Indonesia dapat merasakan manfaat teknologi. Menurut laporan Kementerian Komunikasi dan Informatika (2021), sekitar 12.500 desa di Indonesia masih belum terjangkau layanan internet.
Gangguan Terhadap Stabilitas Bangsa
Gangguan yang dihadapi bangsa Indonesia juga bersifat multidimensional, mencakup gangguan politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Gangguan politik berupa konflik kepentingan dan praktik korupsi yang masih marak terjadi. Gangguan ekonomi meliputi fluktuasi nilai tukar mata uang dan ketergantungan pada investasi asing. Sementara itu, gangguan sosial dan budaya mencakup pergeseran nilai-nilai tradisional akibat pengaruh budaya global.
Salah satu gangguan signifikan yang dihadapi adalah degradasi moral generasi muda akibat pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Survei Litbang Kompas (2022) menunjukkan bahwa 67% responden muda merasa lebih terpengaruh oleh budaya luar dibandingkan budaya lokal. Untuk mengatasi gangguan ini, pendidikan karakter menjadi solusi utama. Unissula, sebagai universitas berbasis nilai-nilai Islam, memiliki peran strategis dalam menanamkan nilai-nilai moral dan etika kepada mahasiswa agar mereka tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki akhlak yang baik.
Bela Negara sebagai Solusi Menghadapi TAHG
Dalam menghadapi TAHG yang semakin kompleks, kesadaran bela negara menjadi kunci utama dalam menjaga kedaulatan dan kemakmuran bangsa. Bela negara tidak hanya mencakup kesiapan fisik untuk mempertahankan negara, tetapi juga kesiapan mental dan intelektual dalam menghadapi tantangan global.
Perguruan tinggi seperti Unissula memiliki peran penting dalam menumbuhkan kesadaran bela negara di kalangan generasi muda. Melalui pendidikan karakter, penguatan wawasan kebangsaan, dan penguasaan teknologi, mahasiswa akan memiliki kesadaran untuk berkontribusi dalam membangun bangsa. Dengan demikian, Indonesia dapat menghadapi TAHG dengan lebih siap dan tangguh.
Kesimpulan
Tantangan, Ancaman, Hambatan, dan Gangguan (TAHG) yang dihadapi bangsa Indonesia di era globalisasi dan revolusi industri 4.0 semakin kompleks dan sulit diprediksi. Untuk menghadapi TAHG, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, institusi pendidikan seperti Unissula, dan seluruh elemen masyarakat. Melalui peningkatan kualitas SDM, pembangunan infrastruktur, dan penguatan karakter bangsa, Indonesia dapat menghadapi TAHG dengan lebih baik dan mencapai kemakmuran yang diharapkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H