Mohon tunggu...
Ellika Diyanti
Ellika Diyanti Mohon Tunggu... mahasiswa

mahasiswa akitf

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tantangan,Ancaman,Hambatan dan Gangguan (TAHG) dalam Dinamika Perkembangan Indonesia diEra Globalisasi dan revolusi Industri 4.0

18 Desember 2024   16:42 Diperbarui: 18 Desember 2024   17:01 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) 

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta globalisasi telah membawa perubahan signifikan di berbagai aspek kehidupan. Perubahan ini, layaknya pisau bermata ganda, memberikan manfaat besar bagi bangsa Indonesia, tetapi di sisi lain juga menimbulkan Tantangan, Ancaman, Hambatan, dan Gangguan (TAHG). Fenomena ini tidak hanya dirasakan oleh Indonesia, tetapi juga oleh negara-negara di seluruh dunia. Namun, situasi global yang terus berkembang menuntut Indonesia untuk menghadapi TAHG dengan strategi yang tepat dan terarah agar tidak tertinggal dalam arus revolusi industri 4.0 dan era disrupsi.

Tantangan dalam Era Globalisasi dan Revolusi Industri 4.0

Tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia dalam era globalisasi dan revolusi industri 4.0 meliputi berbagai sektor, seperti pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya. Era ini menuntut setiap individu dan institusi untuk memiliki daya saing tinggi agar mampu bertahan dalam persaingan global. Unissula, sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi terkemuka di Indonesia, memiliki peran penting dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang mampu menghadapi tantangan ini.

Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam menjawab tantangan ini. Revolusi industri 4.0 ditandai dengan pemanfaatan teknologi digital, kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), dan big data. Tantangan utama yang dihadapi adalah kesiapan SDM Indonesia dalam menguasai teknologi ini. Menurut laporan McKinsey Global Institute (2019), revolusi industri 4.0 diperkirakan akan menggeser hingga 23 juta pekerjaan di Indonesia, tetapi juga menciptakan 27-46 juta pekerjaan baru yang membutuhkan keterampilan digital.

Di sisi ekonomi, Indonesia menghadapi tantangan berupa ketimpangan ekonomi antara daerah perkotaan dan pedesaan. Pesatnya kemajuan teknologi sering kali hanya dirasakan di kota-kota besar, sementara daerah pedesaan masih tertinggal. Menurut data BPS (2022), 40% penduduk Indonesia di daerah pedesaan belum memiliki akses memadai ke internet. Selain itu, tantangan lain adalah ketergantungan Indonesia pada produk impor. Untuk mengatasi ini, diperlukan kebijakan ekonomi yang mendorong peningkatan produksi dalam negeri dan penguatan ekonomi kerakyatan.

Ancaman Multidimensional bagi Indonesia

Ancaman yang dihadapi bangsa Indonesia di era globalisasi dan revolusi industri 4.0 bersifat multidimensional, mencakup ancaman fisik dan non-fisik. Ancaman fisik mencakup ancaman terhadap kedaulatan wilayah, seperti konflik di wilayah perbatasan dan potensi invasi asing. Sementara itu, ancaman non-fisik lebih kompleks dan sulit dideteksi, seperti perang siber, penyebaran hoaks, dan degradasi moral akibat pengaruh budaya asing.

Salah satu ancaman serius yang dihadapi adalah perang siber. Di era digital, serangan siber dapat merusak infrastruktur vital negara, seperti sistem perbankan, transportasi, dan pertahanan. Menurut data BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara), terdapat 1,6 miliar serangan siber yang terdeteksi di Indonesia sepanjang tahun 2021. Untuk mengatasi ancaman ini, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan pihak swasta. Unissula, sebagai institusi yang memiliki fokus pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dapat berkontribusi dalam mencetak ahli keamanan siber yang siap menghadapi ancaman ini.

Selain itu, penyebaran hoaks dan disinformasi melalui media sosial menjadi ancaman serius bagi stabilitas sosial. Menurut laporan Kementerian Komunikasi dan Informatika (2022), terdapat lebih dari 800.000 konten hoaks yang beredar di media sosial setiap tahunnya. Hoaks dapat memecah belah persatuan bangsa dan menimbulkan ketidakpercayaan terhadap pemerintah. Oleh karena itu, diperlukan upaya edukasi literasi digital kepada masyarakat agar mampu memilah informasi yang benar dan tidak mudah terprovokasi.

Hambatan dalam Menghadapi TAHG

Dalam menghadapi TAHG, Indonesia dihadapkan pada berbagai hambatan, baik internal maupun eksternal. Hambatan internal meliputi rendahnya kualitas SDM, keterbatasan infrastruktur, dan lemahnya koordinasi antar lembaga. Sementara itu, hambatan eksternal mencakup tekanan dari negara-negara maju yang mendominasi pasar global dan penguasaan teknologi.

Rendahnya kualitas SDM masih menjadi hambatan utama dalam menghadapi tantangan global. Banyak lulusan sekolah dan perguruan tinggi belum memiliki keterampilan yang relevan dengan tuntutan industri. Berdasarkan laporan World Economic Forum (2020), Indonesia masih berada di peringkat ke-50 dalam Indeks Daya Saing Global. Untuk mengatasi hambatan ini, perguruan tinggi seperti Unissula harus berperan aktif dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan vokasi. Dengan pendekatan pendidikan berbasis kompetensi dan teknologi, lulusan perguruan tinggi akan lebih siap menghadapi tantangan global.

Di sisi lain, keterbatasan infrastruktur juga menjadi hambatan signifikan, terutama di daerah terpencil. Keterbatasan akses internet dan teknologi membuat daerah-daerah tersebut tertinggal dalam perkembangan ekonomi dan pendidikan. Pemerintah perlu mempercepat pembangunan infrastruktur digital agar semua wilayah di Indonesia dapat merasakan manfaat teknologi. Menurut laporan Kementerian Komunikasi dan Informatika (2021), sekitar 12.500 desa di Indonesia masih belum terjangkau layanan internet.

Gangguan Terhadap Stabilitas Bangsa

Gangguan yang dihadapi bangsa Indonesia juga bersifat multidimensional, mencakup gangguan politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Gangguan politik berupa konflik kepentingan dan praktik korupsi yang masih marak terjadi. Gangguan ekonomi meliputi fluktuasi nilai tukar mata uang dan ketergantungan pada investasi asing. Sementara itu, gangguan sosial dan budaya mencakup pergeseran nilai-nilai tradisional akibat pengaruh budaya global.

Salah satu gangguan signifikan yang dihadapi adalah degradasi moral generasi muda akibat pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Survei Litbang Kompas (2022) menunjukkan bahwa 67% responden muda merasa lebih terpengaruh oleh budaya luar dibandingkan budaya lokal. Untuk mengatasi gangguan ini, pendidikan karakter menjadi solusi utama. Unissula, sebagai universitas berbasis nilai-nilai Islam, memiliki peran strategis dalam menanamkan nilai-nilai moral dan etika kepada mahasiswa agar mereka tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki akhlak yang baik.

Bela Negara sebagai Solusi Menghadapi TAHG

Dalam menghadapi TAHG yang semakin kompleks, kesadaran bela negara menjadi kunci utama dalam menjaga kedaulatan dan kemakmuran bangsa. Bela negara tidak hanya mencakup kesiapan fisik untuk mempertahankan negara, tetapi juga kesiapan mental dan intelektual dalam menghadapi tantangan global.

Perguruan tinggi seperti Unissula memiliki peran penting dalam menumbuhkan kesadaran bela negara di kalangan generasi muda. Melalui pendidikan karakter, penguatan wawasan kebangsaan, dan penguasaan teknologi, mahasiswa akan memiliki kesadaran untuk berkontribusi dalam membangun bangsa. Dengan demikian, Indonesia dapat menghadapi TAHG dengan lebih siap dan tangguh.

Kesimpulan

Tantangan, Ancaman, Hambatan, dan Gangguan (TAHG) yang dihadapi bangsa Indonesia di era globalisasi dan revolusi industri 4.0 semakin kompleks dan sulit diprediksi. Untuk menghadapi TAHG, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, institusi pendidikan seperti Unissula, dan seluruh elemen masyarakat. Melalui peningkatan kualitas SDM, pembangunan infrastruktur, dan penguatan karakter bangsa, Indonesia dapat menghadapi TAHG dengan lebih baik dan mencapai kemakmuran yang diharapkan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun