Benar kata sebuah kutipan
confidence is silent, insecurities are loud.
- Menganggap Peserta sebagai saingan
Di bagian awal kelas pembicara menyinggung tentang DISC personality. Setelah saya dengarkan dengan teliti, saya menemukan adanya kesamaan antara DISC personality dengan Four Temperament.Â
Saya pun bertanya. Bukan mendebat, sebab saya menyelipkan nada tanya dalam kalimat yang saya katakan. Respons beliau cukup menggelikan sebab membeberkan fakta urutan tahun tes psikologi dibuat. Tentu saya sebagai orang awam tidak tahu hal itu, namun pikir saya mengapa beliau tidak sederhana menjawab "iya atau tidak". Tapi baiklah, mungkin pertanyaan saya dianggap ofensif. Maafkan.
Momen kedua, beliau menguji tentang cara belajar peserta, visual, auditoris, atau kinestetis. Setelah menjawab pertanyaan singkat, pembicara tersebut menyimpulkan bahwa saya adalah pembelajar kinestetis.
Rasanya beliau kurang beruntung sebab ada peserta yang tak bisa "asal menerima" seperti saya di sana. Saya pun dengan santai berkata "pak saya sangat auditoris dan samasekali bukan kinestetis." Mengapa saya yakin hal ini? Pertama, karena saya sudah pernah mengikuti tes ini dan kedua, sederhana karena di keseharian, orang sekitar saya banyak yang menyatakan bahwa daya pendengaran saya tajam tapi kinestetis saya payah.
Responsnya kali ini tidak jauh berbeda dari yang pertama. Tidak mengakui ketidakakuratan dan terkesan bahwa sumber informasi tidak akan salah.
Saya menyayangkan hal ini, sebab jika saja bapak itu justru membuka diskusi saya bisa jelaskan kenapa saya ngeyel. Sejujurnya, sebagai guru di sekolah, saya paling senang jika murid saya mau bertanya, merespons bahkan mengoreksi opini saya (tentu dengan cara yang sopan). Saya jadi teringat satu percakapan berkesan di awal tahun pelajaran. (Saya tulis dalam bahasa Inggris sesuai dengan percakapan sesungguhnya di kelas)
Seorang murid bertanya "miss how if we outsmart you,"
Then I will be the happiest teacher, as long as you still respect me, and willing to share what you know to your friends, and eager to learn more with me :)
"Really miss?"
Of course! You know, I become your teacher not because I'm smarter than you, but simply because I learn this long before you
Lalu anak itu tersenyum dan hingga hari ini dia menjadi salah satu murid teraktif tanpa sekali pun melawan dengan cara tidak sopan. Apakah dengan mengakui bahwa saya tidak selalu lebih pintar membuat dia kemudian merasa saya tidak layak menjadi gurunya? Tentu tidak!Â
Poin kali ini adalah, seharusnya kita ingat bahwa ketika kita berbagi ilmu, sangat mungkin orang lain sudah tahu lebih dulu, bahkan lebih banyak. Daripada keras kepala memosisikan diri di takhta "saya sumber informasi" mengapa kita tidak coba menjadi seseorang yang mendengar dan duduk setara menjadi "kawan belajar" bagi orang lain?
- Tidak fokus dengan topik dan materi penuh tambalan
Salah satu godaan besar dari orang yang merasa pintar adalah keinginan untuk menuangkan segala yang ia tahu melebihi porsi yang disodorkan dan topik sebenarnya, lalu berharap itu akan membuatnya makin terlihat mengagumkan.