Mohon tunggu...
Ella Zulaeha
Ella Zulaeha Mohon Tunggu... Self Employed -

Jadikan sabar dan sholat senagai penolongmu

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Biblioterapi: Penghalau Galau dan Depresi

20 Mei 2012   22:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:02 1855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut seorang psikolog terkenal dan penulis buku psikologi, Dr. Paul A. Hauck mengenai arti sebuah buku bagi kesehatan emosional, "terlalu banyak orang berpendapat bahwa gangguan-gangguan emosional selalu membutuhkan terapi mendalam yang berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Psikologi tidak berbeda dengan geograpi. Keduanya dapat dipelajari melalui pengajaran di kelas dan keduanya dapat menggunakan buku-buku sebagai alat untuk memaksimalkan pengajaran." (Dikutip dari buku "Think Your Way To Happiness", karya Dr. Windy Dryden & Jack Gordon).

Selama bertahun-tahun Paul telah memperkenalkan kepada kliennya buku-buku yang terbaik tentang Terapi Perilaku Kognitif, dimana Terapi Emotif Rasional (TER) merupakan model yang terbaik. Paul telah menulis 14 buku untuk membantu memperbaiki perolehan-perolehan dari konseling tersebut.

Biblioterapi (terapi melalui telaah buku-buku yang berhubungan) ini sudah biasa digunakan oleh para konselor. Manfaat dari buku ini salah satunya mudah dibaca kembali dan dipelajari pada waktu senggang. Tentu saja buku tidak dapat menjawab semua pertanyaan kita. Menurut Paul lagi, Biblioterapi tersebut akan lebih efisien apabila dibarengi dengan konseling.

Biblioterapi, cara penyembuhan dengan memberikan bacaan yang tepat kepada pasien ini telah menjadi alternatif pengobatan baru dalam dunia kesehatan. Terapi ini pertama kalinya dikenalkan oleh para ahli kesehatan di Inggris. Tujuannya adalah menyembuhkan penderita stres, depresi, kegelisahan dan kegalauan. Terapi ini dilakukan dengan cara mengajak pasien berbincang untuk mengetahui bacaan apa yang disukainya, mencari penyebab penyakit atau stres, lalu menawarkan buku yang tepat untuknya

Para ahli medis dan pustakawan di Inggris juga telah menjalin kerjasama dalam suatu tim guna merancang suatu program terapi baru dengan cara menawarkan bacaan (khususnya novel) kepada pasien yang datang dengan beragam keluhan.

Terapi alternatif yang dikembangkan oleh para dokter keluarga di Kirklees, West Yorkshire ini kemudian akan mempertemukan penderita depresi dengan para ‘biblioterapis' dari perpustakaan setempat. Biblioterapis ini selanjutnya akan memeriksa koleksi buku di perpustakaan mereka guna menemukan buku yang sekiranya cocok atau sesuai untuk kondisi pasien tertentu.

Dengan cara ini diharapkan pasien akan mendapatkan inspirasi dan menjadi lebih bersemangat atau malah justru bisa menemukan pemecahan masalah yang menyebabkannya stress lewat bacaan yang menginspirasi, mungkin bisa disebut dengan penyembuhan dengan kemampuan diri sendiri (self help).

Menurut salah seorang biblioterapis yang juga seorang pustakawan, Catherine Morris, Biblioterapi ditujukan bagi penderita depresi dan kegelisahan ringan. Ia menganjurkan biblioterapi berdasarkan pengalamannya selama mengelola perpustakaan.

Catherine juga banyak mendengar komentar dari pengunjung yang memperoleh keceriaan kembali setelah mereka membaca kisah tertentu. Mereka merasa lebih bersemangat setelah mengetahui bahwa masalah yang dihadapi ternyata jauh lebih ringan dibanding kisah yang dibacanya.

Mengenai pengalaman tentang Biblioterapi ini, saya jadi teringat saat masih lajang dulu. Di usia 25 tahun, saya merasa panik karena belum juga menemukan pendamping hidup. Apalagi ketika melihat teman sebaya saya yang telah menikah dan memiliki anak. Melihat mereka bahagia, ada sebuah kehampaan menyerang hati saya.

Kemudian muncul pertanyaan, "kapan saya bisa seperti mereka? Merasakan kebahagiaan bersama pasangan dan keluarga kecil kami." Perasaan sedih seperti itu tak mampu saya tutupi dengan cara apapun. Di saat seperti itu, saya banyak menghabiskan waktu di toko buku. Saat pulang kantor, saya bisa sampai malam hanya berkutat mencari dan membaca buku yang bisa memenuhi segala tanya dan gelisah saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun