Mohon tunggu...
Elita Maulidya
Elita Maulidya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Perempuan

Hiduplah dengan benar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ambang Kemiskinan Indonesia

9 Oktober 2021   13:05 Diperbarui: 9 Oktober 2021   13:15 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi beberapa orang, kesulitan mencari nafkah berakibat lupa diri dan memilih jalan cepat untuk mendapatkan uang. Kriminalitas yang dimaksut disini adalah penjambretan, perampokan, begal dan lain sebagainya yang berkaitan dengan perampasan hak milik orang lain. 

Dampak ketiga adalah banyak anak yang memutuskan putus sekolah. Hal ini terjadi karena tingginya biaya pendidikan yang mana bagi beberapa orang nominal tersebut kurang bisa dijangkau dan akhirnya memutuskan untuk putus sekolah dan menyambung kehidupan sehari hari sebagai pekerja di bawah umur. 

Dampak keempat yaitu menurunnya kualitas kesehatan masyarakat. Hal ini sebanding dengan pendidikan, dimana biaya layanan kesehatan kadang kurang bisa dijangkau bagi beberapa orang dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah. Tak heran jika beberapa masyarakat menengah ke bawah memiliki kesehatan yang buruk karena ketidakmampuannya untuk menjangkau biaya fasilitas kesehatan. 

Terakhir adalah terancamnya generasi penerus bangsa. Sebelumnya dijelaskan bahwa kemiskinan berdampak pada banyak anak yang memutuskan untuk putus sekolah. Hal itu menyebabkan kualitas pendidikan generasi penerus akan memburuk dan mengancam masa depan bangsa.

Kita adalah calon pemegang estafet kepemimpinan bangsa, untuk itu kita harus bisa memikirkan solusi apa yang cocok untuk direalisasikan dalam rangka menanggulangi angka kemiskinan Indonesia. 

Sebagai mahasiswa generasi milenial 4.0 sekaligus agent of change, kita harus bisa memposisikan diri kita sebagai calon pemegang estafet kepemimpinan bangsa. Dimulai dari langkah kecil yaitu belajar bersungguh sungguh untuk bisa melangkah pada proses selanjutnya. 

Saat wawasan dan pengalaman kita dirasa sudah cukup, kita bisa bergerak lebih jauh dalam misi penurunan angka kemiskinan Indonesia. Seperti apa contohnya? Saat ini teknologi sangat dibutuhkan di berbagai bidang pekerjaan. Bahkan banyak orang berlomba lomba untuk menciptakan teknologi baru yang berguna di masa mendatang. 

Kita bisa mulai dengan mempelajari hal hal terkait IT dan membuka lapangan pekerjaan baru bagi orang orang yang berpotensi di bidangnya. 

Selain itu, untuk menyamaratakan pendidikan di daerah pelosok, kita bisa membangun sekolah berbasis IT di daerah pelosok agar masyarakat sekitar juga paham pentingnya teknologi di masa depan. Hal ini juga bisa memotivasi sebagian orang untuk terus mempelajari skill IT. 

Semakin banyak orang paham teknologi, semakin berkembang pula kualitas pendidikan Indonesia dan mampu bersaing di ranah manca negara. Tidak hanya itu, kita juga bisa melakukan sosialisasi terkait pentingnya teknologi pada masyarakat sekitar. Selain itu, bermodalkan pengetahuan, wawasan dan pengalaman kita di bidang IT kita bisa menciptakan teknologi baru yang bersaing di ranah internasional. 

Hal ini dimaksutkan untuk membuka lapangan pekerjaan masyarakat lokal, karena seperti yang kita tau produk yang mampu bersaing di ranah internasional lebih berpotensi dan diminati banyak orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun