Mohon tunggu...
Elita Maulidya
Elita Maulidya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Perempuan

Hiduplah dengan benar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ambang Kemiskinan Indonesia

9 Oktober 2021   13:05 Diperbarui: 9 Oktober 2021   13:15 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kemiskinan adalah sebuah kondisi dimana terdapat kesenjangan dan ketidakmampuan secara ekonomi bagi beberapa masyarakat menengah ke bawah untuk memenuhi standar hidup rata-rata di suatu daerah (e-journal uajy). 

Kondisi ini ditandai dengan rendahnya pendapatan atau pemasukan serta kurangnya pemenuhan kebutuhan pokok sehari hari. Tentu saja hal ini akan berdampak pada standar hidup rata rata masyarakat seperti standar pangan, standar pendidikan, standar kesehatan dan lain lain. 

Semakin rendah pemenuhan kebutuhan pokok sehari hari masyarakat, sejalan pula dengan semakin rendahnya standar hidup yang diperoleh masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan merupakan indikator penting untuk melihat keberhasilan pembangunan suatu negara (Jurnal Kajian Ekonomi, 2012). 

Di Indonesia sendiri, kemiskinan sudah lama menjadi permasalahan bersama. Kondisi kemiskinan pun sudah bukan pada tahap ringan. Hal ini menyebabkan banyak masyarakat hidup dalam keadaan kurang gizi, minim pendidikan, kesehatan buruk, lingkungan sosial yang buruk dan lain lain. Hal ini diperparah dengan adanya pandemi covid19 yang juga menyebabkan krisis ekonomi Indonesia selama 2 tahun terakhir.

Alasan saya memilih “Mengakhiri Segala Bentuk Kemiskinan” sebagai sub tema dari esai ini adalah karena saya merasa miris pada kesenjangan ekonomi masyarakat yang ada. 

Tingkat kemiskinan Indonesia masih terbilang tinggi, namun banyak orang kaya yang masih memanfaatkan hal itu untuk keuntungan pribadi. 

Seperti halnya pada beberapa kasus penggusuran paksa yang berstatus ilegal oleh para “orang kaya” kepada masyarakat dengan kelas ekonomi rendah. 

Penggusuran ini dimaksutkan agar bisa membuka bisnis baru dengan memanfaatkan hak orang lain agar modal yang dikeluarkan tidak terlalu besar. 

Selain itu, saya juga sering melihat dan mendengar terkait tingginya biaya pendidikan dan kesehatan di Indonesia sehingga beberapa orang dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah kurang bisa menjangkau kualitas pendidikan dan kesehatan yang setara.

Untuk itu, perlu dicetuskan sebuah solusi terkait permasalahan ini untuk membantu mengurangi angka kemiskinan yang ada di Indonesia. Mahasiswa sebagai agent of change harus mampu bergerak untuk membuat perubahan bagi bangsa dan mencapai target untuk bisa bersaing dengan negara asing di masa mendatang. 

Dalam permasalahan ini, sebagai mahasiswa kita harus belajar dengan sungguh sungguh sebagai langkah awal dari perubahan dan pergerakan kita. Selanjutnya, kita bisa mengembangkan potensi diri kita untuk menuju langkah selanjutnya.

2. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan esai ini adalah agar penulis dan pembaca mampu mengetahui lebih lanjut mengenai tingkat kemiskinan di Indonesia, menciptakan solusi terkait permasalahan kemiskinan di Indonesia serta menambah wawasan terkait permasalahan kemiskinan di Indonesia. Selain itu, esai ini dibuat untuk memenuhi syarat kelulusan PPMB Universitas Jember 2021.

3. Rumusan Masalah

  • Dilihat dari latar belakang serta tujuan penelitian yang terlampir, ada beberapa hal yang akan dibahas terkait topik dan sub tema yang telah ditentukan, diantaranya :
  • Apa yang dimaksut dengan kemiskinan?
  • Bagaimana kondisi kemiskinan di Indonesia saat ini?
  • Apa saja faktor yang mengakibatkan kemiskinan di Indonesia?
  • Apa saja dampak yang ditimbulkan dari kondisi kemiskinan Indonesia saat ini?
  • Bagaimana solusi yang bisa kita lakukan sebagai generasi milenial 4.0 dan agent of change dalam menanggapi permasalahan ini?

ISI

Menurut beberapa ahli, kemiskinan memiliki beberapa definisi. Seperti halnya menurut Nurwati (2008), kemiskinan merupakan masalah sosial yang terus ada di kehidupan masyarakat. Sedangkan menurut BPS (2016), kemiskinan adalah ketidakmampuan dari sisi ekonomi, materi dan fisik untuk mencukupi kebutuhan dasar  makanan dan bukan makanan yang diukur dengan pengeluaran. 

Ada juga pendapat Haughton dan Shahidur (2012) yang menyatakan bahwa kemiskinan selalu berhubungan dengan ketimpangan dan kerentanan karena orang yang tidak dianggap miskin bisa saja sewaktu-waktu menjadi miskin jika mengalami permasalahan misalkan krisis finansial dan penurunan harga usaha pertanian. 

Dari banyaknya pendapat dan definisi dari para ahli, dapat kita simpulkan bahwa kemiskinan merupakan sebuah kondisi dimana kesenjangan dan ketidakmampuan secara ekonomi bagi beberapa masyarakat menengah ke bawah untuk memenuhi standar hidup rata-rata di suatu daerah. 

Setelah mengetahui dan memahami arti maupun definisi kemiskinan, pasti timbul pertanyaan bagaimanakah kondisi kemiskinan di Indonesia saat ini? Untuk itu, kita perlu menelaah lebih dalam untuk mendapatkan jawaban terkait persoalan tersebut.

Seperti yang kita tahu, saat ini seluruh dunia sedang dilanda pandemi covid19 begitu pula Indonesia. Terhitung sejak bulan Maret 2020 Indonesia terkonfirmasi sebagai salah satu negara yang terinfeksi virus covid19. 

Pandemi ini tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat saja, tapi juga perekonomian negara yang menyebabkan krisis ekonomi. Adanya krisis ekonomi tentu saja mengakibatkan angka kemiskinan di Indonesia meningkat. 

Hal ini disebabkan oleh kondisi yang mengharuskan tiap orang untuk tetap menjaga jarak dan sebisa mungkin tetap berada di rumah. Kebijakan tersebut mungkin tampak baik bagi sebagian orang karena merupakan salah satu tindak preventif untuk memutus mata rantai covid19 agar bisa kembali pulih. 

Tapi bagi sebagian orang dengan kelas ekonomi menengah ke bawah, kebijakan ini merupakan sebuah kabar buruk karena mereka juga dihimbau untuk mengikuti kebijakan yang telah disetujui tersebut. 

Itu berarti segala kegiatan yang mengharuskan kita untuk berada di luar termasuk aktivitas berdagang atau bekerja mencari uang harus diminimalisir atau bahkan dihentikan. 

Hal ini mengakibatkan pendapatan per orang makin menurun bahkan sampai minus. Penurunan pendapatan bukan hanya dirasakan oleh pedagang kecil tapi juga beberapa perusahaan. 

Oleh sebab itu, tak jarang jika banyak kasus PHK oleh beberapa perusahaan untuk menstabilkan kondisi keuangan perusahaan. Akibatnya, lapangan pekerjaan semakin sempit, persaingan semakin ketat dan angka pengangguran meningkat drastis.

Dilihat dari kondisi pendidikan dan kesehatan pun Indonesia masih sangat kurang. Hal ini disebabkan masih banyak orang yang belum bisa menjangkau biaya pendidikan dan kesehatan yang layak. 

Banyak dari mereka lebih memilih menggunakan uang mereka untuk makan daripada sekolah dan pergi ke layanan kesehatan. 

Dari pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kondisi kemiskinan di Indonesia masih cukup tinggi dan belum ada yang bisa menjamin kapan kemiskinan di Indonesia bisa ditanggulangi.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan tingginya angka kemiskinan di Indonesia. Pertama, pendidikan yang terlampau rendah. Keterbatasan pendidikan menyebabkan seseorang memiliki keterampilan yang rendah dimana keterampilan tersebut sangat diperlukan dalam dunia kerja. 

Kedua, malas bekerja. Faktor ini sudah sangat sering ditemukan di sekitar kita. Rasa malas mengakibatkan pribadi yang pasif dan pasrah akan segala sesuatu. Hal ini bukan berarti pasrah hal yang buruk, tetapi terlalu pasrah pada kondisi menyebabkan kita tidak memiliki gairah melakukan apapun termasuk bekerja. 

Ketiga, keterbatasan sumber daya alam. Mungkin beberapa dari kita pernah mendengar sebuah ungkapan mengenai “masyarakat itu miskin karena sumber dayanya miskin”. 

Hal ini tidak sepenuhnya benar tapi tidak sepenuhnya salah. Mengapa? Ini karena sumber daya alam yang ada mungkin memang bisa dimanfaatkan untuk menunjang perekonomian seseorang, tapi ada kalanya sumber daya alam itu tidak lagi memberikan keuntungan bagi kehidupan mereka. Saat seperti itulah seseorang bisa dilanda kemiskinan. Keempat, terbatasnya lapangan kerja. 

Faktor ini sudah tidak asing lagi dan sangat erat hubungannya dengan pengangguran. Zaman sekarang, lapangan pekerjaan semakin sempit karena banyak posisi manusia yang digantikan oleh teknologi seperti robot. 

Keterbatasan lapangan kerja seperti ini mengakibatkan ketatnya persaingan untuk memperoleh pekerjaan dan menyebabkan angka pengangguran meningkat. Hal ini berkaitan dengan faktor pertama yaitu keterbatasan pendidikan yang menyebabkan keterbatasan keterampilan. Perusahaaan cenderung mencari seseorang yang memiliki skill atau keterampilan baik. 

Oleh sebab itu, rata rata perusahaan akan mencari orang berpendidikan dengan kualifikasi tertentu agar tidak merugikan perusahaannya. Dan bagi seseorang dengan keterampilan di bawah rata rata terpaksa harus menganggur dan berusaha lebih keras lagi. 

Faktor selanjutnya adalah keterbatasan modal. Mengapa demikian? Itu karena masyarakat dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah cenderung memiliki modal yang terbatas untuk membuka bisnis atau pekerjaan baru. Jangankan untuk membuka bisnis baru, untuk melengkapi alat dan bahan dalam rangka pengembangan skill atau keterampilan pun sangat terbatas. Terakhir adalah beban keluarga. Maksutnya apa? 

Maksutnya adalah semakin banyak beban atau tanggungan anggota keluarga yang ditanggung maka semakin besar pula usaha untuk bekerja yang harus dikeluarkan seseorang. Apabila tanggungan anggota keluarga yang banyak tidak diimbangi dengan usaha yang besar, maka pendapatan yang didapat tidak akan mencukupi kebutuhan pokok hidup sehari hari dan tentu saja mengakibatkan kemiskinan.

Lalu, apa saja dampak yang ditimbulkan dari faktor faktor kimiskinan tersebut? Kemiskinan memiliki dampak yang luar biasa bagi para penyandangnya, seperti halnya pengangguran. 

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pendidikan yang minim menyebabkan keterampilan yang minim pula dan berakibat kesulitan untuk berkembang di dunia kerja bahkan mencari kerja. Sulitnya mencari pekerjaan menyebabkan seseorang tidak memiliki pendapatan atau pemasukan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari hari. 

Dampak kedua adalah maraknya kriminalitas. Saat ini marak kita temui ragam kriminalitas di sekitar kita. Salah satu penyebab kriminalitas adalah kemiskinan. 

Bagi beberapa orang, kesulitan mencari nafkah berakibat lupa diri dan memilih jalan cepat untuk mendapatkan uang. Kriminalitas yang dimaksut disini adalah penjambretan, perampokan, begal dan lain sebagainya yang berkaitan dengan perampasan hak milik orang lain. 

Dampak ketiga adalah banyak anak yang memutuskan putus sekolah. Hal ini terjadi karena tingginya biaya pendidikan yang mana bagi beberapa orang nominal tersebut kurang bisa dijangkau dan akhirnya memutuskan untuk putus sekolah dan menyambung kehidupan sehari hari sebagai pekerja di bawah umur. 

Dampak keempat yaitu menurunnya kualitas kesehatan masyarakat. Hal ini sebanding dengan pendidikan, dimana biaya layanan kesehatan kadang kurang bisa dijangkau bagi beberapa orang dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah. Tak heran jika beberapa masyarakat menengah ke bawah memiliki kesehatan yang buruk karena ketidakmampuannya untuk menjangkau biaya fasilitas kesehatan. 

Terakhir adalah terancamnya generasi penerus bangsa. Sebelumnya dijelaskan bahwa kemiskinan berdampak pada banyak anak yang memutuskan untuk putus sekolah. Hal itu menyebabkan kualitas pendidikan generasi penerus akan memburuk dan mengancam masa depan bangsa.

Kita adalah calon pemegang estafet kepemimpinan bangsa, untuk itu kita harus bisa memikirkan solusi apa yang cocok untuk direalisasikan dalam rangka menanggulangi angka kemiskinan Indonesia. 

Sebagai mahasiswa generasi milenial 4.0 sekaligus agent of change, kita harus bisa memposisikan diri kita sebagai calon pemegang estafet kepemimpinan bangsa. Dimulai dari langkah kecil yaitu belajar bersungguh sungguh untuk bisa melangkah pada proses selanjutnya. 

Saat wawasan dan pengalaman kita dirasa sudah cukup, kita bisa bergerak lebih jauh dalam misi penurunan angka kemiskinan Indonesia. Seperti apa contohnya? Saat ini teknologi sangat dibutuhkan di berbagai bidang pekerjaan. Bahkan banyak orang berlomba lomba untuk menciptakan teknologi baru yang berguna di masa mendatang. 

Kita bisa mulai dengan mempelajari hal hal terkait IT dan membuka lapangan pekerjaan baru bagi orang orang yang berpotensi di bidangnya. 

Selain itu, untuk menyamaratakan pendidikan di daerah pelosok, kita bisa membangun sekolah berbasis IT di daerah pelosok agar masyarakat sekitar juga paham pentingnya teknologi di masa depan. Hal ini juga bisa memotivasi sebagian orang untuk terus mempelajari skill IT. 

Semakin banyak orang paham teknologi, semakin berkembang pula kualitas pendidikan Indonesia dan mampu bersaing di ranah manca negara. Tidak hanya itu, kita juga bisa melakukan sosialisasi terkait pentingnya teknologi pada masyarakat sekitar. Selain itu, bermodalkan pengetahuan, wawasan dan pengalaman kita di bidang IT kita bisa menciptakan teknologi baru yang bersaing di ranah internasional. 

Hal ini dimaksutkan untuk membuka lapangan pekerjaan masyarakat lokal, karena seperti yang kita tau produk yang mampu bersaing di ranah internasional lebih berpotensi dan diminati banyak orang.

KESIMPULAN

Kemiskinan adalah sebuah kondisi dimana kesenjangan dan ketidakmampuan secara ekonomi bagi beberapa masyarakat menengah ke bawah untuk memenuhi standar hidup rata-rata di suatu daerah. Kemiskinan di Indonesia sendiri terbilang tinggi yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pendidikan, kemalasan, keterbatasan sumber daya alam, keterbatasan lapangan kerja serta beban tanggungan keluarga. 

Namun sebenarnya masih banyak lagi faktor lain penyebab kemiskinan. Dampak kemiskinan pun tidak bisa dianggap remeh seperti tingginya angka pengangguran, kriminalitas, pendidikan, kesehatan bahkan bisa mengancam masa depan bangsa. Untuk itu sebagai generasi milenial 4.0 dan agent of change yang nantinya akan memegang estafet kepemimpinan bangsa, kita perlu bergerak demi membuat sebuah perubahan untuk masa depan bangsa. 

Dengan cara apa? Berawal dari belajar sungguh sungguh dan mulai merambah pada lingkungan sosial dengan melakukan sosialisasi sekitar. Selanjutnya, dilanjutkan dengan langkah yang lebih besar dengan memeratakan pendidikan kota dengan wilayah pelosok terutama di bidang IT. Langkah selanjutnya adalah dengan membuka bisnis atau lapangan kerja baru untuk masyarakat lokal ynag mampu bersaing di ranah internasional.

Hambatan dalam penulisan esai ini adalah ditemukannya beberapa data yang memiliki perbedaan sehingga harus ditelaah lebih lanjut untuk mendapatkan kebenarannya. Selain itu, sebagai mahasiswa saya cukup kesulitan untuk memposisikan diri saya sebagai generasi milenial yang mampu menentukan dan merealisasikan solusi terkait penurunan angka kemiskinan. Besar harapan saya sebagai penulis untuk pembaca agar bisa memberi kritik dan saran yang membangun dalam rangka penyempurnaan esai ini. Terimakasih..

DAFTAR PUSTAKA  

Arsyad, L. (1992). Memahami Masalah Kemiskinan di Indonesia: Suatu Pengantar. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, 7(1992).

Pratama, Y. C. (2014). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan di Indonesia. Esensi: Jurnal Bisnis dan Manajemen, 4(2).

Ferezagia, D. V. (2018). Analisis Tingkat Kemiskinan di Indonesia. Jurnal Sosial Humaniora Terapan, 1(1).

Jonnadi, A., Amar, S., & Aimon, H. (2012). Analisis pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan di indonesia. Jurnal Kajian Ekonomi, 1(1).

Itang, I. (2017). Faktor Faktor Penyebab Kemiskinan. Tazkiya, 16(01), 1-30.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun