Mohon tunggu...
Elita Wijayani
Elita Wijayani Mohon Tunggu... Lainnya - siswa SMAN 3 Tenggarong

PESERTA RBMK MUSIM 3

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menghidupkan Kesetaraan di Tengah Pandemi

4 September 2020   19:24 Diperbarui: 4 September 2020   19:27 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Momen WFH yang dapat merubah tanggung jawab istri maupun suami di dalam rumah ini memberikan angin segar serta tantangan bagi kesetaraan gender dalam keluarga. Oleh karena itu, harus ada usaha yang dilakukan guna mewujudkan kesetaraan gender yang di mulai dari keluarga. Berikut adalah usaha yang dapat dilakukan:

Menghilangkan Kepercayaan yang Menganggap Pekerjaan Rumah Tangga Hanya Dikerjakan oleh Istri

Dewasa ini, masih banyak yang menganggap bahwa pekerjaan rumah tangga merupakan pekerjaan seorang istri sedangkan suami bertugas mencari nafkah. 

Pemikiran ini bersumber dari pemikiran patriarti yakni pemikiran Jawa tradisional tentang peran gender tradisional yang memposisikan wanita lebih rendah daripada kaum laki-laki baik pada sektor publik maupun dalam rumah tangga. Namun pemikiran seperti ini adalah pemikiran yang sudah kuno dan tidak dapat lagi digunakan di era modern seperti sekarang ini.

Pemikiran di era sekarang seharusnya sudah tidak ada lagi pemikiran yang merendahkan perempuan lagi. Masa sekarang ini sudah waktunya kesetaraan gender di junjung tinggi. 

Salah satunya dengan membagi pekerjaan rumah tangga dengan adil. Hal ini juga diungkapkan oleh Supriyantini di dalam bukunya yang berjudul 'Hubungan antara pandangan peran gender dengan keterlibatan suami dalam kegiatan rumah tangga'. 

Ia berpendapat bahwa suami yang memiliki pandangan peran gender yang modern memiliki kepercayaan bahwa laki-laki dan perempuan adalah setara dan terdapat struktur pembagian kekuasaan yang fleksibel antara perempuan dan laki-laki. 

Oleh karena itu suami lebih dapat menyesuaikan diri dengan peran istri di dalam rumah dibandingkan dengan suami yang memiliki pandangan peran gender tradisional, sehingga dengan pandangan modern tersebut suami bersedia menerima tanggung jawab yang lebih besar dalam kegiatan rumah tangga .

Mendiskusikan Pekerjaan Rumah Tangga

Mendiskusikan pekerjaan rumah tangga itu perlu karena hal ini kerap memicu pertengkaran antara suami dan istri, atau orang tua dengan anak. Bahkan pada sebuah survey tahun 2018 di AS pada pasangan yang baru bercerai, perdebatan soal tugas rumah tangga disebut sebagai satu dari tiga alasan utama perceraian. Salah satu penyebab mengapa hal tersebut terjadi adalah adanya pembagian pekerjaan rumah tangga yang tidak adil. Oleh karena itu, dengan mendiskusikan pekerjaan rumah tangga dapat mengetahui apakah ada pihak yang merasa keberatan atau tidak setuju.

Adanya Pembagian Pekerjaan Rumah yang Adil

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun