Angin berdesir lembur menerpa wajahnya yang pucat sayu, menyusup lembut ke seluruh persendiannya. Dengan langkah yang begitu ringan dan gontai Manda meninggalkan Sandra dan Niko, meninggalkan acara yang dua bulan lalu telah menyita hari-harinya, meninggalkan kafe yang masih riuh dengan tawa. Meriah. Dan bagi Manda ini sangat membosankan. Manda sadar, itu bukanlah tempatnya.
Di langit, bulan begitu pucat putih. Kabut tipis berarak meninggalkan purnama yang begitu redup.
Pantas saja bila Niko tak mengenalinya, tak menggubris ocehannya. Purnama di langit semakin memucat dengan cahaya yang semakin menghilang tertutup kabut awan yang berarak. Dan Manda harus tetap melangkah sendiri menuju dunia lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H