Cowok yang terlihat kelelahan itu menghentikan langkahnya. Pandangannya tetap saja kosong.
"Elo tega banget, Nik, sampai acara di mulai nggak ada yang ngasih tahu bahwa gue harus diganti sama Mili," kali ini Manda sedikit mengecilkan suaranya.
"Gue nggak masalah kalo memang nggak dipakai buat ngemsi," suaranya mulai bergetar. Sesaat sia mengatur nafasnya.
"Please... hargain gue sedikit." Manda mulai mengontrol emosinya.
Niko melemparkan pandangan. Manda menatapnya lekat dan berharap ada sesuatu yang akan keluar dari mulut cowok yang mulai membuat panas hatinya itu.
"Hei, San..." Niko melambaikan tangan pada sesosok tubuh tinggi semampai berbalut gaun malam warna merah muda.
Sesaat Manda terhenyak. Semua protes kerasnya pada Niko bagai angin lewat. Tak digubris sama sekali. Sialan.
Manda begitu akrab dengan sosok yang mulai mendekat.
"Apa kabar, Nik?" Sandra menyalami.
"Baik... makasih, San, udah di support. Bayangin aja kalo nggak ada elo, acara ini nggak bakal jalan."
Sandra tersipu.