Namun senyumnya tetap hadir, penuh arti. Â
Ibuku, mentari yang selalu bersinar, Â
Menyulam doa di setiap malam yang kelam, Â
Tangan lembutnya merawat setiap luka, Â
Dan pelukannya, pelabuhan jiwa yang penuh makna. Â
Mereka tak pernah meminta lebih, Â
Hanya ingin melihat anaknya bertumbuh tangguh, Â
Setiap mimpi yang kuraih dan kuperjuangkan, Â
Adalah hadiah kecil untuk hati yang tak pernah padam. Â
Namun waktu, oh, waktu tak pernah berpihak, Â
Rambut hitam mereka perlahan memutih, Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!