Stoicism mengajarkan kita untuk memperhatikan terhadap hal hal penting, seperti pengendalian diri, pengembangan virtue dan penerimaan terhadap apapun yang terjadi dalam hidup kita yang tidak dapat diubah. Filsafat ini mengajarkan kita untuk dapat melihat tantangan dan kesulitan dalam hidup sebagai suatu kesempatan bagi kita untuk dapat tumbuh dan memperkuat karakter diri kita sendiri untuk bisa lebih percaya diri menghadapi sesuatu yang kan terjadi nantinya.
Stoicisme mengajarkan betapa pentingnya kita untuk menggunakan akal sehat kita untuk memiliki cara pandang yang positif dalam mengalami segala rintangan atau lika liku kehidupan untuk dapat mengubah cara pandang kita dan melihat masalah sebagai peluang buat kita belajar lebih baik lagi kedepannya.
Stoicisme mengajarkan bahwa kita tidak boleh menggantungkan kebahagiaan dan kesuksesan pada Fortuna. Ini bukan berarti bahwa kita harus mengabaikan kesempatan atau prestasi eksternal, tetapi kita harus menyadari bahwa kebahagiaan sejati dan kepuasan hidup datang dari dalam-yaitu dari Virtue. Dengan fokus pada Virtue, kita akan lebih siap menghadapi ketidakpastian hidup tanpa kehilangan arah dan semangat.Â
HOW
Stoicisme berdiri di atas beberapa prinsip utama yang sangat relevan dalam kehidupan modern, dimana kita sering kali di hadapkan dengan hal hal yang tidak dapat kita prediksi. Dalam membedakkan antara foruna dan virtue, berikut bagaimana caranya menerapkan prinsip prinsip stoicime dalam kehidupan sehari hari.
1. Fokus terhadap hal hal yang dapat di kendalikan.
Hidup terdiri dari 2 hal yaitu yang dapat kita kendalikan dan yang tidak dapat kita kendalikan. Namun sering kali kita lebih memikirkan hal hal yang tidak dapat di bandingkan daripada hal hal yang dapat kita kendalikan, seperti bagaimana nilai ujian saya ataupun bagaimana nanti pekerjaan saya. Jika kita terlalu sering memikirkan hal hal yang tidak dapat kita kendalikan maka akan muncul pemikiran negatif seperti rasa sedih, rasa kecewa, rasa marah dan rasa galau karena kita terlalu menggantukan kebahagiaan kita dengan hal hal yang tidak dapat kita kendalikan. Contohnya seperti ketika kita melihat pencapaian orang lain dan pencapaian tersebut lebih baik dari pada pencapaian kita maka akan timbul rasa marah, kecewa bahkan rasa iri. Padahal sebenernya kita tidak dapat atau tidak bisa mengatur pencapian yang dilakukan orang lain. Maka dari itu kita seharusnya menggantungkan kebahagian kita terhadap hal hal yang dapat kita kendalikan. Jadi jika kita tidak memiliki pencapian yang lebih baik dari orang lain kita tidak akan merasa sedih dan kecewa. Cobalah untuk meningkatkan kapabilitas diri kita sebagai hal hal yang dapat kita kendalikan.
2. Mencintai takdir yang telah terjadi.
Sebagai manusia pastinya kita memiliki harapan dan rencana yang ingin sekali kita wujudkan, namun dari banyaknya harapan yang terkadang tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Dengan mencintai takdir yang telah terjadi maka kita akan berlapang dada dalam menghadapinya meskipun terkadang hasilnya mungkin tidak sesuai dengan harapan kita. Stoicisme berprinsip bahwa sesuatu berjalan dengan seharusnya, bukan sebagaimana kita menghendakinya
3. Tidak memperumit masalah.
Prinsip lain dari stoicisme adalah dengan cara menyederhanakan masalah. Memperumit masalah hanya akan menambah masalah baru bagi diri kita sendiri. Ketika ada masalah yang terjadi kunci nya adalah kita harus dapat menyelesaikan masalah tersebut secara langsung tanpa harus memperumit masalah tersebut.