Mohon tunggu...
Elisa DeboraYunita
Elisa DeboraYunita Mohon Tunggu... Mahasiswi

NIM: 43223110031| Program Studi: Strata Akuntansi Fakultas: Ekonomi dan Bisnis | Universitas: Mercu Buana | Pendidikan Anti Korupsi dan Etik Umb | Dosen Pengampu : Prof.Dr.Apollo, M.Si., AK.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Quiz 2 - Praktik Stoicisme, Membedakan Antara Fortuna vs Virtue Untuk Menjadi Sarjana Unggul dan Profesional

21 September 2024   01:22 Diperbarui: 21 September 2024   01:24 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

WHAT

Stoicisme adalah sebuah aliran filsafat yang berkembang di Yunani Kuno pada abad ke-3 SM dan kemudian menjadi populer di Roma Kuno. Filsafat ini didirikan oleh Zeno dari Citium, yang mengajarkan bahwa kunci kebahagiaan dan kedamaian batin terletak pada kemampuan kita untuk mengendalikan emosi dan pikiran kita, serta mengembangkan sikap ketenangan dalam menghadapi hal-hal di luar kendali kita.

Stoicisme mengajarkan bahwa dunia ini penuh dengan ketidakpastian dan banyak hal dalam hidup kita yang tidak dapat kita kontrol dari keberuntungan, kesehatan bahkan tindakan orang lain. Namun ada satu hal yang dapat kita control yaitu bagaimana cara kita merespon segala Sesutu yang terjadi diluar dari diri kita. Inilah inti dari stoicisme, yaitu mengendalikan reaksi kita terhadap dunia luar dengan penuh kebajikan (virtue) dan ketenangan. Para stoic percaya bahwa dengan mengendalikan pikiran dan emosi kita, kita bisa mencapai kehidupan yang lebih baik, lebih bahagia dan lebih bermakna.

Menurut konsep stoicism, jalan termudah untuk menuju kebahagiaan adalah didasarkan pada beberapa prinsip berikut:

  • Kemampuan dalam melihat diri sendiri, dunia, serta manusia lain secara objektif dan menerima sifat mereka dengan apa adanya.
  • Disiplin untuk mencegah diri sendiri dikendalikan oleh keinginan untuk bahagia atau takut terhadap rasa sakit dan juga penderitaan.
  • Membuat sebuah perbedaan antara apa yang ada di dalam kekuatan kita dan apa apa yang tidak ada.

Stoicisme merupakan sebuah filosofi yang berkaitan dengan kebahagiaan hidup dan bagaimana menghindari pikiran-pikiran stres dan jenuh.  Ilmu yang satu ini mengajarkan pada kita tentang bagaimana kebahagiaan seseorang itu bersumber dari hal-hal yang bisa kita kendalikan. Jadi untuk meraih kebahagiaan yang dimaksud, kita perlu memfokuskan diri pada apapun yang bisa kita kendalikan

Secara umum, Stoicisme dipahami sebagai aliran filsafat yang berpandangan bahwa manusia harus mampu mengontrol emosinya agar bisa bersyukur atas apa yang terjadi. Dalam aliran stoikisme ditekankan prinsip bahwa manusia merupakan makhluk yang mudah dipengaruhi emosi. Karena kondisi itu, manusia sering melupakan hal positif yang diterimanya.

WHY

Pertama, pentingnya membedakan antara fortuna dan virtue terletak pada peran mereka dalam mempengaruhi hidup kita. Fortuna adalah segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita diluar kendali kita, seperti keberuntungan, nasib, atau kejadian eksternal yang tidak dapat kita prediksi atau tidak dapat kita atur. Contohnya bisa berupa hasil ujian, kesempatan magang atau pengakuan dari orang lain. . Keberhasilan yang kita dapat atau kita capai sering kali dipengaruhi oleh banyak faktor eksternal yang terkadang tidak dapat kita prediksi. Dengan kita memahami apa itu fortuna, kita dapat lebih siap menghadapi tantangan yang akan terjadi. ini dapat membantu kita untuk tidak terjebak dalam frustasi ataupun kekecewaan ketika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai dengan harapan atau tidak berjalan semestinya.

Disisi lain, virtue adalah kualitas moral hidup, prinsip, karakter yang sepenuhnya dalam kendali kita. Ini berdasarkan pilihan dan tindakan yang mengacu kepada kebajikan, seperti keberanian, kebijksanaan, keadilan, dan pengendalian diri.  Virtue dalam stoicisme adalah kekuatan internal yang memungkinkan kita untuk menghadapi apapun yang terjadi diluar dengan ketenangan, kebiaksanaan, dan ketahanan. Jika fortuna adalah sesuatu yang tidak bisa kita kendalikan, maka virtue adalah sesuatu yang selalu bisa kita latih, kuasai dan kendalikan.

Pada intinya, stoicisme mengajarkan bahwa kebahagiaan kita sejatinya berasal dari diri sendiri. Dari bagaimana kita dapat menghadapi sesuatu yang terjadi diluar kendali kita. Filosofi ini mengajarkan kita bahwa meskipun kita tidak dapat memiliki control penuh atas apa yang akan terjadi diluar dari diri kita,namun kita punya kendali atas reaksi dan sikap kita terhadap situasi yang terjadi.

Stoicism mengajarkan kita untuk memperhatikan terhadap hal hal penting, seperti pengendalian diri, pengembangan virtue dan penerimaan terhadap apapun yang terjadi dalam hidup kita yang tidak dapat diubah. Filsafat ini mengajarkan kita untuk dapat melihat tantangan dan kesulitan dalam hidup sebagai suatu kesempatan bagi kita untuk dapat tumbuh dan memperkuat karakter diri kita sendiri untuk bisa lebih percaya diri menghadapi sesuatu yang kan terjadi nantinya.

Stoicisme mengajarkan betapa pentingnya kita untuk menggunakan akal sehat kita untuk memiliki cara pandang yang positif dalam mengalami segala rintangan atau lika liku kehidupan untuk dapat mengubah cara pandang kita dan melihat masalah sebagai peluang buat kita belajar lebih baik lagi kedepannya.

Stoicisme mengajarkan bahwa kita tidak boleh menggantungkan kebahagiaan dan kesuksesan pada Fortuna. Ini bukan berarti bahwa kita harus mengabaikan kesempatan atau prestasi eksternal, tetapi kita harus menyadari bahwa kebahagiaan sejati dan kepuasan hidup datang dari dalam-yaitu dari Virtue. Dengan fokus pada Virtue, kita akan lebih siap menghadapi ketidakpastian hidup tanpa kehilangan arah dan semangat. 

HOW

Stoicisme berdiri di atas beberapa prinsip utama yang sangat relevan dalam kehidupan modern, dimana kita sering kali di hadapkan dengan hal hal yang tidak dapat kita prediksi. Dalam membedakkan antara foruna dan virtue, berikut bagaimana caranya menerapkan prinsip prinsip stoicime dalam kehidupan sehari hari.

1. Fokus terhadap hal hal yang dapat di kendalikan.

Hidup terdiri dari 2 hal yaitu yang dapat kita kendalikan dan yang tidak dapat kita kendalikan. Namun sering kali kita lebih memikirkan hal hal yang tidak dapat di bandingkan daripada hal hal yang dapat kita kendalikan, seperti bagaimana nilai ujian saya ataupun bagaimana nanti pekerjaan saya. Jika kita terlalu sering memikirkan hal hal yang tidak dapat kita kendalikan maka akan muncul pemikiran negatif seperti rasa sedih, rasa kecewa, rasa marah dan rasa galau karena kita terlalu menggantukan kebahagiaan kita dengan hal hal yang tidak dapat kita kendalikan. Contohnya seperti ketika kita melihat pencapaian orang lain dan pencapaian tersebut lebih baik dari pada pencapaian kita maka akan timbul rasa marah, kecewa bahkan rasa iri. Padahal sebenernya kita tidak dapat atau tidak bisa mengatur pencapian yang dilakukan orang lain. Maka dari itu kita seharusnya menggantungkan kebahagian kita terhadap hal hal yang dapat kita kendalikan. Jadi jika kita tidak memiliki pencapian yang lebih baik dari orang lain kita tidak akan merasa sedih dan kecewa. Cobalah untuk meningkatkan kapabilitas diri kita sebagai hal hal yang dapat kita kendalikan.

2. Mencintai takdir yang telah terjadi.

Sebagai manusia pastinya kita memiliki harapan dan rencana yang ingin sekali kita wujudkan, namun dari banyaknya harapan yang terkadang tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Dengan mencintai takdir yang telah terjadi maka kita akan berlapang dada dalam menghadapinya meskipun terkadang hasilnya mungkin tidak sesuai dengan harapan kita. Stoicisme berprinsip bahwa sesuatu berjalan dengan seharusnya, bukan sebagaimana kita menghendakinya

3. Tidak memperumit masalah.

Prinsip lain dari stoicisme adalah dengan cara menyederhanakan masalah. Memperumit masalah hanya akan menambah masalah baru bagi diri kita sendiri. Ketika ada masalah yang terjadi kunci nya adalah kita harus dapat menyelesaikan masalah tersebut secara langsung tanpa harus memperumit masalah tersebut.

4. Tidak ada yang abadi. Status, kekuasaan, kekayaan dan apapun itu yang melekat dalam diri kita  sifatnya  sementara, tidak kekal. Bagian  penting yang harus kita lakukan dalam ketidakabadian hidup kita sesuai ajaran Stoicisme  adalah menjadi orang yang  baik dan terus melakukan hal-hal yang baik. Ketika kita melakukan hal-hal yang baik maka hasil dan pengaruh baik juga akan kembali ke diri kita. Maka lakukan lah yang terbaik buat diri sendiri dan buat orang lain.

poin di atas ialah prinsip-prinsip dalam menerapkan filosofi hidup stoicisme  dalam kehidupan kita. Hidup dengan filosofi stoicisme akan membuat hidup kita lebih bermakna dan bahagia. Hidup dengan filosofi ini juga akan membuat kita lebih mencintai diri dengan menerima segala hal yang telah ditakdirkan untuk kita dan segala hal yang terjadi diluar kendai kita.

Contoh Penerapan Stoicisme

1. Dalam Karier dan Pekerjaan:

Seorang profesional yang mengalami konflik di tempat kerja mungkin merasa marah atau frustrasi karena perilaku rekan kerja atau keputusan manajemen yang tidak adil. Dalam situasi ini, Stoicisme mengajarkan untuk memisahkan hal-hal yang bisa dikendalikan (seperti cara kita merespons konflik) dan hal-hal yang tidak bisa dikendalikan (seperti tindakan orang lain). Dengan fokus pada kebajikan seperti keadilan dan pengendalian diri, kita dapat merespons dengan cara yang bijaksana dan tidak membiarkan situasi tersebut mengendalikan emosi kita.

2. Dalam Kehidupan Pribadi:

Seorang individu yang mengalami kegagalan dalam kehidupan pribadinya, seperti perceraian atau kehilangan orang yang dicintai, mungkin merasa sangat sedih dan kecewa. Namun, seorang Stoik akan menggunakan prinsip Amor Fati untuk menerima takdir tersebut dan melihatnya sebagai bagian dari kehidupan yang perlu dihadapi dengan kebijaksanaan. Mereka akan berusaha untuk mengambil pelajaran dari pengalaman tersebut dan tetap menjalani hidup dengan penuh kebajikan.

Kesimpulan

Stoicisme adalah filsafat yang mengajarkan kita untuk hidup dengan lebih tenang, bijaksana, dan bermakna dengan fokus pada kebajikan dan pengendalian diri. Dengan memisahkan hal- hal yang bisa kita kendalikan dari yang tidak bisa kita kendalikan, kita bisa menghadapi tantangan hidup dengan lebih stabil dan damai. Stoicisme menekankan pentingnya kebajikan sebagai sumber kebahagiaan sejati, dan dengan mengikuti prinsip-prinsip ini, kita dapat menjalani hidup yang lebih bermakna, penuh integritas, dan kebahagiaan yang mendalam. 

DAFTAR PUSTAKA

Ingin Lebih Bahagia? Terapkan 5 Prinsip Hidup Stoicism. Goodnewsfromindonesia.id, dilihat 9 Januari 2023,

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2021/01/12/ingin-lebih-bahagia-terapkan-5-prinsip-hidup-stoicism

Cara Menciptakan Kebahagian Dalam Hidup. gramedia.com, dilihat pada 19 September 2024, https://www.gramedia.com/best-seller/filosofi-stoicism/ https://www.gramedia.com/best-seller/filosofi-stoicism/#google_vignette

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun