Tidak bahagiakah dalam pernikahan? Jika berniat menikah, walau dijodohkan. Orang yang sudah dewasa akan menjaga dan mempertahankan pernikahannya. Jika pernikahannya saja rela ditinggalkan, musti ada tanda tanya besar. Apa yang membuat tidak bahagia /puas dengan pernikahan? Hubungan suami-istri, komunikasi, pembagian tugas dan tanggung jawab? Apa semua itu tidak bisa dirembukkan? Dibahas/dibicarakan baik dengan pasangan atau dengan konselor pernikahan?
Tidak bahagiakah dalam pekerjaan? Situasi tempat kerja tidak kondusif? Penuh persaingan? Rekan kerja yang tidak kooperatif? Gaji di bawah standar? Target terlalu tinggi? Aturan perusahaan tidak jelas? Atasan tidak bisa diajak bicara? Di sebuah perusahaan kan ada baian HRD yang bisa diajak bicara/diskusi. Bahkan tidak sedikit situs-situs konsultasi di dunia maya.
Apakah dengan gabung dengan komunitas/ajaran semacam GAFATARÂ member solusi dari persoalan yang mereka hadapi?
Kalau iya, semua pihak perlu belajar dari  GAFATAR. Bagaimana GAFATAR membangun system, memformulakan pesan ajakan, memformulakan cara beromunikasi, cara mempengaruhi dan lain-lain. Dan yang terpenting menawarkan penyembuhan luka psikhologis. Karena kebanyakan dari pengikut GAFATAR pernah mengalami kekecewaan. Siapa sih dalam hidup ini yang nggak pernah mengalami kekecewaan? Tidak semua hal bisa kita dapati karena itu jauh lebih baik mensyukuri apa yang sudah dimiliki daripada terus-terus menerus mencari sesuatu untuk memuaskan keinginan. Karena kalau ingin memenuhi yang namanya nafsu nggak akan pernah puas. Kepuasan bisa dicapai hanya dengan satu cara MENSYUKURI atas semua yang sudah dimiliki dan dicapai.
Tidak banyak yang bisa kita lakukan sebagai sesama manusia tapi bukan berarti tidak bisa berkontribusi. Kita tetap bisa menyebarkan pesan-pesan positif dan ajakan-ajakan mensyukuri hidup. Jangan tutup mata, tetaplah waspada dan peduli dengan lingkungan sekitar. Minimal diantara saudara dan kawan sendiri. Kepedulian kita bisa menyelamatkan, walau cuma satu orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H