Terkait GAFATAR, Gerakan Fajar Nusantara, dianggap sebagai aliran sesat karena memberikan ajaran yang bertentangan dengan islam. Yang menjadi keheranan saya pribadi, kalau tahu itu bertentangan bahkan jauh dari ajaran islam, kok masih ada yang mau jadi pengikutnya? Bukan hanya ajaran yang menyimpang dari ajaran Islam. Ajaran yang menyimpang dari Kristen dan agama lainnya, kok masih ada yang mau mengikuti?
Analisa saya sederhana:
1. Yang mengajak, punya semacam kharisma
2. Yang mengajak pasti punya power
3. Yang mengajak punya uang
Karena dari pemberitaan yang saya ikuti, yang direkrut, PNS, dokter, Pegawai bank. Secara intelektual mustinya tidak “bodoh”. Dari segi usia juga matang. Contohnya dr. Rika. Profesi dokter, sudah menikah, sudah punya anak. Bagaimana komunikasi dengan suami? Bagaimana kehidupan rumah tangganya? Siapa relasi kerja sejawatnya?
Begitu hebatkah pesan ajakan yang diterima dr. Rika, sehingga bersedia meninggalkan pekerjaan dan suami juga keluarga lainnya? (dalam hal ini orangtua dan saudara-saudara serta kawan-kawannya). Janji-janji apa? Yang dijanjikan sehingga dr. Rika bersedia ikut dengan sukarela ke Kalimantan? Kalau nggak salah, dr. Rika meninggalkan pesan pada suaminya, agar tidak usah mencari dan meyakinkan suaminya ia nggak akan gabung dengan ISIS tapi akan berjuang di jalan Allah.
Sampai sini, saya mencoba mencari tahu yang dimaksud dengan berjuang di jalan Allah. Ternyata sangat luas banget pengertiannya. Bergantung pada keyakinan masing-masing. Tiap orang punya persepsi yang berbeda mengenai “Berjuang di jalan Allah”.
Saya ingin mengkaitkan dengan kematangan emosi. Kematangan emosi, terutama di kalangan remaja. Tapi yang direkrut sudah tidak remaja. Ada pepatah yang mengatakan Tua itu pasti, dewasa itu pilihan. Aapa iya yang direkut GAFATAR itu tua-tua tapi belum dewasa?
Saya mencoba menganalisa dari sisi yang lain.