Mohon tunggu...
Elisa Koraag
Elisa Koraag Mohon Tunggu... Administrasi - Influencer

Saya ibu rumah tangga dengan dua anak. gemar memasak, menulis, membaca dan traveling. Blog saya dapat di intip di\r\nhttp://puisinyaicha.blogspot.com/\r\nhttp://www/elisakoraag.com/ \r\nhttp:www.pedas.blogdetik.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perlu Belajar dari Gafatar

22 Januari 2016   22:06 Diperbarui: 25 Januari 2016   15:38 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak bahagiakah dalam pernikahan? Jika berniat menikah, walau dijodohkan. Orang yang sudah dewasa akan menjaga dan mempertahankan pernikahannya. Jika pernikahannya saja rela ditinggalkan, musti ada tanda tanya besar. Apa yang membuat tidak bahagia /puas dengan pernikahan? Hubungan suami-istri, komunikasi, pembagian tugas dan tanggung jawab? Apa semua itu tidak bisa dirembukkan? Dibahas/dibicarakan baik dengan pasangan atau dengan konselor pernikahan?

Tidak bahagiakah dalam pekerjaan? Situasi tempat kerja tidak kondusif? Penuh persaingan? Rekan kerja yang tidak kooperatif? Gaji di bawah standar? Target terlalu tinggi? Aturan perusahaan tidak jelas? Atasan tidak bisa diajak bicara? Di sebuah perusahaan kan ada baian HRD yang bisa diajak bicara/diskusi. Bahkan tidak sedikit situs-situs konsultasi di dunia maya.

Apakah dengan gabung dengan komunitas/ajaran semacam GAFATAR  member solusi dari persoalan yang mereka hadapi?

Kalau iya, semua pihak perlu belajar dari  GAFATAR. Bagaimana GAFATAR membangun system, memformulakan pesan ajakan, memformulakan cara beromunikasi, cara mempengaruhi dan lain-lain. Dan yang terpenting menawarkan penyembuhan luka psikhologis. Karena kebanyakan dari pengikut GAFATAR pernah mengalami kekecewaan. Siapa sih dalam hidup ini yang nggak pernah mengalami kekecewaan? Tidak semua hal bisa kita dapati karena itu jauh lebih baik mensyukuri apa yang sudah dimiliki daripada terus-terus menerus mencari sesuatu untuk memuaskan keinginan. Karena kalau ingin memenuhi yang namanya nafsu nggak akan pernah puas. Kepuasan bisa dicapai hanya dengan satu cara MENSYUKURI atas semua yang sudah dimiliki dan dicapai.

Tidak banyak yang bisa kita lakukan sebagai sesama manusia tapi bukan berarti tidak bisa berkontribusi. Kita tetap bisa menyebarkan pesan-pesan positif dan ajakan-ajakan mensyukuri hidup. Jangan tutup mata, tetaplah waspada dan peduli dengan lingkungan sekitar. Minimal diantara saudara dan kawan sendiri. Kepedulian kita bisa menyelamatkan, walau cuma satu orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun