Ah, bumiku makin girang karena kubenamkan aneka bidadari dalam perutnya
Hei, sebut aku pelukis lara, tanganmu keramat
Kau tentu saja pelukis roti bakar
aku pernah melihat sekali kau melumat koin lima ratusan bergambar monyet
Itu kan dirimu
Dan kau pun tertawa dalam bijak
Kau menepuk pundakku bersandar pada angin kini
Ini hari apa?
Ah, kau bertanya tentang hari?
aku tak mengerti
Yak kutahu hanya berbenah saat terang menjelma
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!