Ada sesuatu yang ajaib dalam setiap kata yang diucapkan. Dari kalimat sederhana hingga cerita yang mendalam, kekuatan kata-kata dapat membentuk jembatan antara hati dan pikiran, menginspirasi, dan bahkan mengubah hidup. Dalam buku "Bicara Itu Ada Seninya" karya Oh Su Hyang, kita diundang untuk semakin menyadari bahwa berbicara itu bukan hanya sekedar 'berbicara' saja. Tetapi, ada suatu 'pesan' yang kita sampaikan kepada orang yang mendengarkan. Dan kita ingin agar pesan yang kita ucapkan dapat sampai kepada si pendengar.
Sahabat kompasiana, saya sangat antusias untuk membahas buku ini karena bukan hanya merupakan karya sastra, tetapi juga perjalanan spiritual yang mengajak kita untuk merenungkan arti komunikasi, hubungan antarmanusia, dan keindahan dalam setiap percakapan yang kita miliki. Pikiran kita akan semakin terbuka dengan serangkaian isi buku ini, dengan pengalaman pengembangan diri si penulis, bahkan orang terkenal lainnya, juga tentang teknik komunikasi, persuasi, dan negosiasi.
Sebelum kita memasuki dunia yang dipaparkan oleh Oh Su Hyang, izinkan saya menanyakan kepada sahabat kompasiana: bagaimana pentingnya komunikasi dalam kehidupan Anda? Apakah Anda percaya bahwa bicara memiliki kekuatan untuk mengubah suasana hati, mempererat ikatan emosional, atau bahkan menyembuhkan luka batin?
- About This Book
Â
Judul Buku: The Secret Habits To Master Your Art Of Speaking/ Bicara Itu Ada Seninya
Penulis: Oh Su Hyang
Penerbit: Bhuna Ilmu Populer  Kelompok Gramedia (BIP)Â
Tahun Terbit: 2018
Cetakan I: April, 2018
ISBN: 978-602-455-392-0
Jumlah Halaman Buku: 238 Halaman
Pada bagian daftar isi, buku ini dibagi menjadi 5 bab.
- Bab I: Perbedaan Juara 1 dan Juara 2 Terletak Pada Ucapannya
- Bab II: Pintar Mendengar, Pandai Berbicara
- Bab III: Ucapan yang Membuat Lawan Bicara Memihak Kita
- Bab IV: Beratnya Ucapan Ditentukan Oleh Dalamnya Isi
- Bab V: Suara Bagus Bukan Bawaan Dari Lahir
Ada 3 point utama yang saya garis bawahi pada buku ini, yaitu:
1. Ucapan itu menentukan kesan pertama
Saat kita berbicara, publik/pendengar tidak mungkin mengetahui orang seperti apa kita sebenarnya. Mereka hanya bisa menilai dari kesan yang kita pancarkan saat kita berbicara. Apa yang kita utarakan saat di kuliah umum, saat wawancara, atau di kesempatan lainnya menjadi bahan penilaian yang penting.
2. Tanya, Puji, Bereaksi
Rumus terapi komunikasi yang diberikan oleh penulis, yaitu:
C= Q P R
Keterangan:
Communication =  Question x Praise x Reaction
'C' Adalah communication atau komunikasi. Ada 3 hal hal yang diperlukan untuk memenuhinya. Yaitu 'Q' atau question/pertanyaan, 'P' atau  praise/pujian, dan 'R' atau reaction/reaksi. Dengan demmikian komunikasi akan berjalan dengan lancar dan baik, harus mengandung pertanyaan, pujian, dan reaksi.
Pertanyaan adalah bentuk ketertarikan terhadap lawan bicara. Oleh karena itu, pertanyaan dapat disebut sebagai dasar komunikasi. Orang yang mengeluarkan pertanyaan ini berarti ingin membangun hubungan dengan lawan bicaranya.
Pujian sangat penting untuk membentuk hubungan yang kokoh. Dalam dialog, ada "aturan 1-2-3." Sekali berbicara, dua kali mendengarkan, tiga kali memberi umpan balik. Pada intinya adalah 'mendengarkan, dan merespon.'
3. Dalamnya Ucapan Berasal dari Membaca
"Saya ada hari ini karena membaca. Saya ingin memberikan hiburan dan cinta yang pernah saya terima kepada orang-orang melalui buku. Buku mengajarkan saya bahwa hidup ini memiliki harapan. Dengan membaca, saya tahu bahwa di dunia ini banyak orang yang keadaannya sama dengan saya. Buku memperlihatkan kepada saya tentang orang-oranng sukses dan mereka bisa mewujudkan impian mereka."
Kalimat di atas merupakan ucapan Oprah Winifrey. Ia berhasil keluar dari krisis masa remajanya yang kedinginan dan kelaparan dengan membaca (Oh Su Hyang, hal: 162, 2018).
- Memiliki pengetahuan yang mendalam di berbagai bidang karena rajin membaca sejak kecil
- Ucapan yang tidak dilandasi ilmu humaniora akan seperti tanah kosong. Ilmu humaniora tidaklah sulit. Anda hanya perlu mempunyai hobi membaca di bidang yang diminati seperti psikologi, filsafat, ekonomi, atau komunikasi.
Ada satu kalimat yang selalu diucapkan Bae Han Sung,Â
"Anda akan dapat berlari jauh (long run) dengan terus belajar (long learn)".
Demikian review dari saya, dengan ini semoga kita semakin berani untuk berbicara, dan juga mempraktikkan rumus komunikasi yang sudah dituliskan oleh Oh Su Hyang.
Sebagai penutup, saya ingin mendorong sahabat kompasiana untuk membaca sendiri karya ini dan pastinya akan mendapatkan wawasan baru, dan pengalaman baru. Saya banyak belajar tentang komunikasi dari buku tersebut, terima kasih buat penulis hebat dan luar biasa.
Terima kasih sahabat-sahabatku.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI