mimpi buruk merayap,
Dalam tidurku yang lelap,Di ruangan dingin, dinding putih,
Sakit menusukku, disuntik dalam gelap.
Kurasakan peluk Ibu yang begitu hangat.
Namun, mata pedihku menatap kedua perawat,
tertawa di balik tirai rasa sakit yang kurasa.
"Do you feel what I feel?" teriakku pada mereka.
Ruangan semakin dingin, mereka tak merasakan deritaku.
Tertawa, tertawalah semakin kencang.
Amukanku tak terbendung,
Kuhempas benda itu berhamburan.
Ibu hadir dalam dekapanku, tenangkanku.
Bisikku padanya, “Ibu maafkan aku,
Tak seharusnya kumerepotkanmu dalam sakit yang kuderita.”
Guratan senyum di bibirnya, semakin erat pelukannya.
engkau seka air mata itu,katamu: "Anakku, tak perlu minta maaf.
Ketika kau kesakitan, hatiku ikut hancur,
Memelukmu adalah jalan terindah, takkan kuabaikan dirimu."
Dalam pelukan ibu, kurasakan kehangatan dan kasih,
Meski dalam mimpi gelap, kita saling mengerti.
Kuterus melangkah, melawan ketakutan dan rasa sakit,
Karena dalam pelukan ibu, cinta takkan pernah mati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H