Mohon tunggu...
Elisabeth FLS
Elisabeth FLS Mohon Tunggu... Koki - it's me

Manusia yang suka berimajinasi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Hewan, Tumbuhan, Manakah yang Dapat Hidup Lebih Lama? Mengapa?

25 Agustus 2017   17:06 Diperbarui: 25 Agustus 2017   17:59 1879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://4.bp.blogspot.com/-fhy4S1L33-8/V93aiYC49KI/AAAAAAAABq0/y0axc53-vsg3ln0JhvIx_tGtfO26SilzACLcB/s1600/Beda%2BSel%2BHewan%2Bdan%2BSel%2BTumbuhan.jpg


Kata "sel" bukanlah hal yang asing di telinga kita. Tentunya pada pelajaran biologi kita sudah sering mendengar kata tersebut. Sel berasal dari bahasa Latin "cellula" yang berarti ruangan kecil. Namun secara umum sel dikenal sebagai unit biologis dan fungsional dari semua organisme makhluk hidup. Setiap sel mempunyai struktur dan fungsi yang jelas untuk menjaga kelangsungan aktivitas kehidupan. Bagian-bagian dari sel disebut organel sel yang memiliki fungsi berbeda - beda.

Penemuan sel ini bermula saat Anton van Leeuwenhoek menemukan mikroskop. Dengan penemuan mikroskop ini para ilmuwan dapat melihat benda-benda mikroskopis. Ilmuwan Inggris yang bernama Robert Hooke mencoba sebuah pengamatan pada sel gabus pada tahun 1665. Ia mengamati irisan-irisan tipis gabus  yang memiliki ruangan kecil kosong dan menamakannya dengan sel. Yang sebenarnya ia lihat adalah dinding sel kosong yang melingkupi sel - sel mati pada gabus yang berasal dari kulit pohon ek. Robert Hooke yang menjadi ilmuwan yang pertama kai menemukan sel.

Penemuan tentang sel mulai berkembang ketika Antonie van Leeuwenhoek menjadi orang yang pertama kali melihat sel hidup pada tahun 1674. Ia berhasil meliat benda - benda aneh yang terdapat dalam setetes air rendaman jerami dengan menggunakan mikroskop sederhana rancangannya. Yang ia amati adalah Spirogyra dan bakteri. Setelah penemuan ini para ilmuwan pun berlomba-lomba untuk mencaritahu tentang sel.

Pada tahun 1804-1881 dan 1810-1882 Mathias Schleiden dan Theodor Schwann membuktikan bahwa sel hidup bukanlah kamar kosong, melainkan berisi cairan sitoplasma yang mendukung segala aktivitas dasar makhluk hidup. Scleiden mengamati sel tumbuhan dan Schwann mengamati sel hewan. Merekalah yang menemukan teori sel.

Menurut Schwann, jaringan tersusun atas sel-sel dalam cara yag bervariasi dan sel yang bervariasi, sedangkan Schleiden mengemukakan dalam teori sel bahwa setiap sel memiliki dua fungsi. Dua fungsi yang dimaksudkan olehnya adalah mempertahankan perkembangannya dan yang lainnya hanya penyusun, sehingga didalamnya terjadi kerja sama atau sebuah simbiosis mutualisme menjadi bagian dari rganisme mahkluk hidup.

 Beberapa tahun setelah mereka, Rudolph Virchow pada tahun 1958 mengungkapkan bahwa setiap organisme yang hidup adalah gabungan dari unit vital dan setiap penyusun tersebut memiliki seluruh ciri -- ciri kehidupan (Makhluk hidup). Rudolph adalah orang pertama yang menemukan sel -- sel leukemia. Dia adalah orang pertama yang menerima dan menjiplak hasil kerja Robert Remak yang menyatakan asal usul sel adalah pembagian unsur sebelumnya. Teorinya ia tuangkan dalam epigram Omnis cellula e cellulayang memiliki arti setiap sel berasal dari sel sebelumnya. Epigram ini diterbitkannya pada tahun 1858. Dengan pernyataan Rudolph inilah teori tentang sel yang diungkapkan oleh Mathias Schleiden dan Theodor Schwann lengkap sudah. Schwann menyimpulkan penelitiannya mengenai perkemabngan jaringan dan teori sel dalam karyanya. Karyanya adalah Mikroskopische Untersuchungen ueber die Uebereinstimmung in der Struktur und dem Wachstum der Thiere und Pflanzen (1839; Penelitian tentang Kesamaan Struktur dan Pertumbuhan Hewan dan Tanaman, 1847).

Teori sel yang pertama adalah bahwa semua organisme tersusun atas sel atau sel-sel. Teori yang kedua adalah bahwa sel merupakan unit dasar kehidupan. Sel ini menyususn jaringan dan organ. Mereka saling melakukan interaksi untuk mengjasilkan sebuah organisme. Unit dasar di sini menyangkut tentang struktural (ukuran sel), fungsional (fungsi/kinerja sel) dan hereditas (keturunan / pewarisan sifat). Teori yang keriga adalah teori yang diungkapkan oleh Rudolph Virchow yaitu bahwa sel yang baru berasal dari sel yang sebelumnya. Hal ini menandakan bahwa sel mengalami pembelahan. Setiap sel membelah diri untuk memproduksi dua atau lebih sel anakan dan dua sel dapat bergabung membentuk zigot.

Pada mulanya diyakini bahwa setiap makhluk hidup disusun oleh makhluk bersel satu yang sangat sederhana, yaitu bakteri  prokariotik. Namun lambat laun sekitar tahun 1970 orang -- orang percaya bahwa sel eukariotik dapat ada karena evolusi dari sel prokariotik. Yang dimaksudkan adalah organel sel yang ada dalam prokariotik lama -- kelamaan berkembang menjadi lebih kompleks. Konsep ini berubah setelah teori yang diungkapkan oleh Lynn Margulins dari Universitas Boston. Ia membuktikan sebuah teori yang selama ini diabaikan. Teori ini dinamakan teori endosimbiosis yang berarti adanya hubungan atau interaksi yang ada di dalam sel. Lynn menemukan kalau beberapa organel dulunya adalah sel tersendiri. Organel yang dimaksudkan oleh Lynn adalah mitokondria dan kloropas. Jika di-zoommitokonrida dan kloroplas memiliki DNA yang masih sirkuler. Diduga juga bahwa bergabungnya endosimbion lain, terutama Cyanobacteria, menyebabkan organisme eukariot heterotrof yang ada pada masa awal berubah menjadi organisme autotrof fotosintetik sekrang, yaitu alga dan tumbuhan hijau. Jadi, dapat disimpulkan jika sel disisipi oleh kloroplas dan mitokondria maka akan menjadi alga atau tumbuhan hijau, sedangkan sel yang hanya disisipi oleh mitokondria saja akan menjadi hewan atau organisme yang tidak dapat melakukan fotosintesis. 

Seperti yang sudah dikatakan di atas, bagian-bagian sel disebut dengan organel sel yang memiliki fungsinya masing -- masing.

  • Dinding Sel

Dinding sel memiliki ketebalan 0,1 m hingga beberapa mikrometer. Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan, jamur, dan alga. Dinding sel ini berguna untuk melindungi sel dan juga berguna untuk mempertahankan bentuk sel. Dinding sel dapat mencegah penyerapan air yang berlebihan.

  • Membran Plasma

Membran sel bersifat selektif permeabel atau semipermeabel karena hanya dapat dilewati oleh ion, molekul,dan senyawa - senyawa tertentu. Pada sel hewan dan manusia, membran sel terletak pada tumbuhan membran sel dikelilingi dinding sel. Membran plasma tersusun atas fosfat, lipid, protein, glukosa, glukolipid dan lain sebagainya. Model struktur membran sel dikemukakan oleh J.Singer dan G.Nicolson pada tahun 1972, yang disebut model mosaik fluida. Model mosaik menyatakan bahwa membran plasma bersifat dinamis karena molekul lipid dn protedin penyusunnya dapat bergerak seperti zat cair (fluida). Membran plasma melindungi inti sel dan sitoplasma.

  • Nukleus (Inti Sel)

Inti sel diselubungi oleh membran ganda. Membran inti tersusun atas bahan lipid dan protein. Di sekeliling inti terdapat pori -- pori yang mengatur keluar masuknya makromolekul dari nukleus. Di dalam nukelus terdapat nukleoplasma(plasma inti), anak inti(nukleolus), dan materi genetik berupa benang -- benang kromatin. Nukleus berfungsi untuk mengendalikan metabolisme sel dan tempat menyimpan informasi genetik berupa DNA.

  • Nekleolus (anak inti)

Nukleolus berbentuk bola, berwarna pekat, dan menempel pada kromatin. Jumlah nukleolus bervariasi, dapat berjumlah dua atau lebih, dan berfungsi menyintesis komponen ribosom atau membuat ribosom.

  • Sitoplasma

Merupakan cairan yang terdapat di dalam sel. Di dalamnya terdapat organel -- organel sel. Sitoplasma ini berfungsi sebagai tempat terjadinya reaksi metabolisme sel. Sitoplasma juga dapat berfungsi sebagai kulkas atau tempat menyimpan molekul-molekul organik.

  • Ribosom

Ribosom memiliki jumlah yang sangat banyak di dalam sel. Ada ribosom bebas yang berfungsi menyintesis protein yang akan berfungsi di dalam sitosol dan ada riboson terikat yang melekat pada retikulum endoplasma. Ribosom terikat akan menyintesis protein yang akan dimasukkan ke dala retikulum endoplasma, sekresi protein, dan pembungkusan pada organel.

  • Retiklum Endoplasma

Berbentuk labirin yang berhubungan dengan selubung inti sel. Ada RE halus yang berperan dalam sintesis lipid, metabolisme karbohidrat, dan menetralisir racun dan ada juga RE kasar yang berperan membentuk fosfolipid membrannya sendiri dan sintesis protein sekretori.

  • Badan Golgi

Terdiri atas tumpukan kantong membran pipih sisterna dan vesikula -- vesikula. Badan golgi berperan dalam sekresi sel. Ia berperan sebagai pusat produksi, pergudangan, penyortiran, dan pengiriman produk sel.

  • Lisosom

Lisosom diselbungi oleh membran tunggal. Lisosom berisi enzim hidrolitik yang mencerna makromolekul. Lisosom dibuat di RE kasar. Ia berperan dalam pencernaan intrasel dan dalam proses fagositosis.

  • Peroksisom

Peroksisom merupakan organel yang menyerupai kantong berbentuk agak bulat, mengandung butiran kristal, dan diselubungi membran tunggal. Ia berperan dalam menghasilkan oksidase dan katalase, serta memecah lemak menjadi molekul yang sangat kecil sebagai bahan bakar respirasi.

  • Mitokondria

Membran dalam miitokondria berlekuk- lekuk, disebut krista. Krista memperluas permukaan membran sehingga meningkatkan produksivitas respirasi sel. Mitokondria berperan dalam respirasi sel atau metabolisme energi di dalam sel yang dapat menghasilkan ATP.

  • Plastida

Plastida adalah organel penyimpan materi yang diselubungi oleh membran ganda. Terdapat tiga macam plastida, yaitu leukoplas yang berwarna putih atau tidak berwarna, Kloroplas yang berwarna hijau, dan kromoplas yang berwarna merah atau pigmen selain klorofil.

  • Vakuola

Berbentuk vesikula besar yang berisi cairan dan diselubungi membran tunggal. Ada dua jenis vakuola, yaitu vakuola makanan berfungsi untuk mencerna dan mengedarkan hasil pencernaan ke seluruh sel dan vakuola kontraktil yang berfungsi sebagai osmoregulator.

  • Sentrosom atau Sentriol

Sentriol hanya dimiliki oleh hewan. Sentriol ini berfungsi dalam pembelahan sel.

                Dari penjelasan di atas tentang organel -- organel sel dan fungsinya, kita dapat membedakan masing -- masing organel. Ada juga beberapa organel yang hanya terdapat di sel tumbuhan saja ataupun sel hewan saja, sehingga dapat dikatakan bahwa ada perbedaan antara sel hewan dengan sel tumbuhan.

                Perbedaan tersebut dapat dilihat dari :

  • Dinding sel. Sel tumbuhan memiliki dinding sel, sedangkan hewan tidak memiliki. Keberadaan dinding sel ini membuat sel tumbuhan berbentuk teratur.
  • Lisosom. Sel hewan memiliki lisosom dan sel tumbuhan tidak
  • Vakuola makanan. Sel tumbuhan memiliki vakuola dan sel hewan memiliki namun kecil atau bisa tidak memiliki.
  • Plastida. Sel tumbuhan memiliki plastida yang digunakan untuk wadah pigmen warna (untuk fotosintesis), sedangkan hewan tidak memiliki.
  • Sentriol. Sel hewan memiliki sentriol dan sel tumbuhan tidak memiliki.
  • Glikosom. Sel tumbuhan memiliki glikosom, sedangkan tumbuhan tidak.
  • Badan golgi. Sel tumbuhan memiliki badan golgi dengan jumlah ratusan, sedangkan hewan hanya 10-20.

Perbedaan -- perbedaan yang ada pada sel tumbuhan dan hewan ini juga berpengaruh terhadap umur atau waktu hidup mereka. Ketahanan hidup mereka dipengaruhi oleh sel yang ada di dalam tubuh mereka. Pasti menjadi pertanyaan di benak kita masing -- masing tentang siapakah yang hidup lebih lama.

Pada dasarnya hewan dan tumbuhan memiliki sel pembentuk jaringan di dalam tubuh, begitu juga dengan kita, manusia. Namun dalam kutipan Digital Journal (28/10), ternyata tumbuhan memiliki umur yang lebih panjang dari hewan. Hal ini disebabkan oleh sel induk tumbuhan yang sangat berperan aktif saat terjadi kerusakan pada sel. Sel induk akan membelah dan menghasilkan sel -- sel yang baru. Kunci dari pertumbuhan tanaman adalah dari pembelahan selnya. Mereka tumbuh dengan melalui pertumbuhan sel dan pembelahan sel (mitosis). Jaringan meristem yang ada pada tumbuhan memungkinkan tumbuhan batang dan akar tumbuh lagi yang lebih meluas. Jaringan meristem ini terdiri dari sel -- sel yang terdiferensiasi. Ia dapat terus membelah dan mengalami diferensiasi.

Menurut penelitian yang dilakukan kelompok ilmuwan dari VIB dan Ghent University, sel induk dalam akar tumbuhan memegang kunci penting akan kelangsungan hidup tumbuhan tersebut. Selain memegang kunci penting, sel induk itu juga sangat berperan untuk melahirkan copy -- an DNA, maka tumbuhan akan dapat terus mengalami pertumbuhan dan berkembang menggunakan sel baru itu.

Memang dapat dikatakan bahwa sel induk yang ada pada tumbuhan dan yang ada pada hewan memiliki peran yang sama -- sama penting, namun sel induk yang ada pada tumbuhan memiliki tingkat aktivitas yang lebih tinggi begitu juga dengan tingkat kesensitifannya lebih baik jika dibandingkan dengan hewan.

Tidak hanya dari aktivitas sel induk tumbuhan saja, namun dari perbedaan organel selnya pun kita dapat melihatnya dengan jelas. Seperti yang sudah dibahas di awal pada perbedaan sel hewan dan tumbuhan, kita tahu bahwa sel hewan tidak memiliki dinding sel, sedangkan sel tumbuhan memiliki dinding sel. Dinding sel ini menyebabkan tubuh tumbuhan lebih keras dari pada hewan dan manusia.

Dinding sel pada tumbuhan, terdiri dari polisakarida yang merupakan karbohidrat komleks yang dibangun dari monosakarida. Dengan kata lain, dinding sel terdiri dari selulosa, hemiselulosa, polisakarida pectic, lignin, protein, lipid tertentu dan air. Dinding sel terbentuk selama pembelahan sel itu sendiri, yaitu ketika pelat sel terbentuk antara anak inti sel. Setelah formasi awal, plat sel menjadi dinding sel primer, dan selama jangka waktu tertentu menebal untuk membentuk dinding sel sekunder.

Dinding sel berperan sebagai kerangka dan dianggap sebagai penanggungjawab pemelihara atau menentukan bentuk sel. Arah dan laju pertumbuhan sel juga ditentukan oleh dinding sel. Dinding sel juga memberikan kekuatan mekanik sel. Selulosa yang terdiri dai ribuan molekul D-glukosa tersebut terikat satu sama lain melalui ikatan hidrogen yang kuat dan menyediakan kekuatan sehingga sel tumbuhan kokoh. Hal ini membantu tumbuhan untuk berdiri tegak meskipun tidak memilki kerangka tulang. Tumbuhan jadi memiliki sifat kokoh dan kaku, tidak seperti hewan yang memiliki sel lentur. Dapat disimpulkan kalau dinding sel memberikan kekuatan dan kekauan pada tanaman karena sturktur nya kaku. Dinding sel juga menyediakan plastisitas terbatas agara sel tidak pecah karena tekanan tugor. Pada bagian dinding luar dinding sel utuma ada epidermis yang menyiapkan penghalang permeabilitas yang biasanya adalah lapisan lilin atau kutikula tanaman. Dinding sel pada tanaman dibagi menjadi tiga, yaitu dinding sel primer, dinding sel sekunder, dan lamela

Dinding sel inilah yang menjadi alasan mengapa mereka dapat memiliki jangka waktu yang lebih lama. Karena tumbuhan yang tidak mampu untuk bergerak, mereka membutuhkan perlindungan lebih. Mereka tidak dapat menyelamatkan diri dari serangan atau bahaya apapun, sehingga di sini dinding sel menjadi garis pertahanan pertama mereka dari pantogen dan mikroorganisme. Kemampuannya menjadi kaku dapat mencegah pantogen dan benda asing lainnya masuk. Dinding sel juga menawarkan perlindungan terhadap stres mekanik dan infeksi. Dinding sel yang kuat menyebabkan tumbuhan dapat berdiri tegak melawan gravitasi bumi. Tidak seperti hewan yang selnya tidak memiliki pelindung pada bagian sel terlluarya.

Saya memiliki dua contoh untuk hewan yang memiliki hidup paling lama, yaitu shark greenland / hiu greendland dan ocean quahogatau quahog laut. Hiu greenland dapat hidup selama 400 tahun. Sebuah penelitian yang baru saja keluar pada bulan Agustus 2016, menyatakan bahwa hiu greendland adalah hewan vertebrata yang memiliki masa hidup paling lama di dunia. Quahog laut dapat hidup selama 500 tahun. Para peneliti dari Welshmelihat cincin pertumbuhan bagian luar cangkang quahong yang bisa membantu untuk mengetahui usianya yang ternyata 507 tahun. Hal ini membuatnya menjadi hewan yang memiliki masa hidup terlama di bumi ini untuk vertebrata maupun invertebrata.

Sekarang mari kita bandingkan dengan tumbuhan. Saya memiliki dua contoh untuk tumbuhan, yaitu tanaman yang tidak memiliki kelopak dan berbentuk seperti ganggang merah. Tanaman yang tidak memiliki kelopak ini diperkiran telah berumur 125 juta tahun yang lalu oleh para ilmuwan. Tanaman aquatik dengan nama Monteschia vidalii diprediksi pernah tumbuh dengan subur di danau yang sekarang menjadi pegunungan di Spanyol pusat bagian Utara. Tanaman ini tumbuh saat masa hidup dinosaurus. Ganggang merah sebagai contoh kedua ini terawetkan pada sebuah batu sedimen Chitrakoot, India Tengah. Menurut bukti fosil, ternyata tanaman ini berusia lebih tua sekitar ratusan juta tahun dibandingkan dengan dugaan. Hal itu didapati dari batuan kuno asal India di mana menyiratkan bahwa tanaman tersebut hidup 1,6 miliar tahun lalu di bawah laut dangkal. Kata para ilmuwan di Swedia, penemuan ini mungkin membatalkan gagasan hidup yang relatif maju berkembang.  Therese Sallstedt dari Swedish Museum of Natural History yang menemukan beberapa fosil tanaman itu. Dia menggambarkan bahwa tanaman fosil tertua yang kita tahu adalah ganggang merah itu dengan usia 1,6 miliar tahun. Sallstedt menyatakan kalau mereka menunjukan kepada kita bahwa kehidupan canggih bentuk eukariota memiliki sejarah yang lebih mendalam di bumi.

Dengan perbandingan jangka waktu hidup terlama hewan dan tumbuhan di atas, kita juga dapat menyimpulkan bahwa tumbuhan dapat hidup lebih lama karena tumbuhan telah mengalami sebuh evolusi. Evolusi adalah proses perubahan yang terjadi dalam jangka waktu tertentu. Dalam konteks biologi, evolusi adalah perbuhan sifat -- sifat yang diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya dalam satu populasi. Sifat yang menjadi dasar dari evolusi dibawa dari gen yang diwariskan. Evolusi yang terjadi ini, didukung dengan adanya sebuah tanaman yang sudah kita bahas di atas sebagai contoh, yaitu tanaman yang tidak memiliki kelopak atau Monteschia vidalii. Profesor David Dilcher dari Indiana University mengatakan kalau bisa jadi ini adalah merupakan jawaban dari sejarah evolusi awal pada tumbuhan.

 Jadi, dapat disimpulkan bahwa tumbuhan memiliki jangka hidup yang lebih lama dibandingkan dengan hewan. Hal ini dapat terjadi karena adanya sel induk tumbuhan yang lebih aktif membelah saat terjadi kerusakan pada sel.Sel induk tumbuhan meiliki tingkat aktivitas dan kesensitifan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan hewa. Alasan yang kedua adalah karena sel tumbuhan memiliki dinding sel yang dapat melindunginya, menopang, dan mempertahankan bentuk selnya, tidak seperti sel hewan yang tidak memiliki dinding sel. Dinding sel memiliki struktur yang kuat, kokoh, keras, dan kaku.

Sumber :

www.merdeka.com

www.kamusq.com

budisma.net

global.liputan6.com

www.sridianti.com

www.wowmenariknya.com

www.google.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun