Mohon tunggu...
Eli Halimah
Eli Halimah Mohon Tunggu... Guru - open minded

guru

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anda Harus Putar Balik

23 Mei 2021   15:45 Diperbarui: 23 Mei 2021   15:46 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Silakan Masnya turun dulu," perintah polisi yang pertama.

"Pa, tuh sana. Ladeni polisinya," kataku pada suami yang masih diam saja di sebelah Akifa.

"Biarin aja, kita lihat seberapa beraninya pemuda-pemuda kita ini," tampiknya seraya menunjuk kedua anak lanang kami yang tadi menjawab dengan 'konyol'.

"Ayo, Nan, kita turun. Siapa takut? Lah wong kita nggak salah, kok," jawabnya seraya mencolek lengan adiknya di samping.

Mereka berdua turun dari mobil dan menghadap kedua polisi tadi. Terlihat mereka berdiskusi atau beradu pendapat, aku tak bisa membedakan. Lama, mereka betdebat. Kami masih menunggu dalam mobil.

Setelah lama menunggu, kedua anakku kembali ke mobil dan menggelengkan kepala.

"Gak boleh lanjut. Kita disuruh putar balik," kata si sulung sambil dudul do belakang kemudi. Dia terlihat lesu.

"Masa sih, Kak," ucap suami tak percaya.
Tak lama lanang keduaku masuk dan duduk di samping kakaknya.

"Bener suruh balik lagi, Nan?" Tanyaku pada anak kedua.

"Ya, gila. Tiada maaf bagimu."
Tak ada pilihan lain, kami harus balik lagi ke Cilegon. Duh, sudah heboh beberes dan packing-packing. Bawaan kue seabrek, semua sia-sia.

"Terus?" Tanyaku menggantung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun