Ibu alam tak dijaga, dijarah segala isinya.
Apa-apa yang hidup nyata-nyata nyaris punah.
Cinta-Nya dibalas dengan imajinasi, jadilah cinta kita cinta imajiner!
Cendekia hanya sekadar pintar berkata.
Cendekia duduk diam tanpa kata.
Cendekia sibuk tanpa kerja tanpa kata.
Semuanya tanpa guna, lupa dengan duka-lara bunda.
Akhirnya,
Lamat-lamat sayup terdengar “Ibu, kami tetap cinta.”
Dan kami hanya anak-anak yang durhaka karena lupa!
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!