merambat kembang pada pualam
mencari dan memaki
racunnya mengakar
acapkali mengecup siapa saja yang lewat
membuatnya mati
membuatnya ngeri
mahligai pualam bak peti mati
cantik yang dilingkupi ngeri
pada sebuah purnama
datang seekor gagak
dengan congkak berkata pada kembang
"kecuplah aku"
"dan kau akan binasa" bisik kembang bak desau angin
"aku berbeda" sergahnya
malang nasibnya
kecupan kembang membakarnya hingga tulang
siapakah yang berani menantangnya kini?
pualam ternoda duri
kembang ternoda sepi
(Tangerang, 21 Juni 2022)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H