"kecuplah aku"
"dan kau akan binasa" bisik kembang bak desau angin
"aku berbeda" sergahnya
malang nasibnya
kecupan kembang membakarnya hingga tulang
siapakah yang berani menantangnya kini?
pualam ternoda duri
kembang ternoda sepi
(Tangerang, 21 Juni 2022)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!