Mohon tunggu...
Elfathir Fatikhin
Elfathir Fatikhin Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Mendengar dengan Hati, Melihat dengan Nurani

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jakarta, di Mana Akal Sehatmu?

26 September 2012   06:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:40 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya berfikir koq ya gak ada yang berhenti memberi jalan kepada gadis itu toh cuma 1-5 detik waktu yang terbuang. Dan selanjutnya apa yang saya takutkan terjadi, Brakkkk…si gadis tersungkur terserempet salah satu sepeda motor yang melintas. Mungkin anda berpikir banyak orang berbondong-bondong menolong si gadis, karena jalanan yang cukup ramai dan beberapa orang berdiri dipinggir jalan menunggu angkutan umum dan juga pedagang kaki lima disekitar situ. Ahh…ternyata anda salah, dari puluhan orang yang berada disekitar tempat kejadian tak satupun yang tergerak hatinya untuk sekedar menolong atau apalah karena melihat seorang anak manusia tertimpa musibah.

Saya terheran-heran, Hebat bener orang di Jakarta, apa sudah separah ini individualisme merasuki orang-orang ini. Saya berfikir jangankan manusia tertabrak, kalau seekor kucing tertabrak saja masih ada yang menolong.

Kembali pada si gadis yang dengan susah payah berdiri kemudian melanjutkan menyeberang, sampai di trotoar pembatas ditengah jalan yang gelap gadis itu berhenti sambil membersihkan pakaiannya dan meneruskan langkahnya untuk menyeberang ke ruas jalan yang satunya. Saya pun tergerak untuk membantunya untuk menyeberang, saya berdiri dan menyetop kendaraan yang melintas dan mempersilahkan gadis itu menyeberang.

Setelah di trotoar di depan Halte bis di samping TMP Kalibata saya menyempatkan bertanya: Gimana dik, ada yang sakit atau luka?

si gadis mejawab: ga..ga papa koq…(tapi dengan nada lirih dan gemetar)

saya tahu gadis itu pasti shock terlihat dari raut mukanya yang pucat dan sedikit gemetaran. Untuk memastikan sayapun kembali bertanya, tapi jawabannya tetap sama. Sampai akhirnya ada seorang pemuda mendekat dengan ragu-ragu sambil bertanya ke saya, maaf mas siapanya sambil menunjuk si gadis…owh ternyata si pemuda adalah pengendara sepeda motor yang menyerempet si gadis tadi. sayapun menjawab, saya bukan siapa-siapanya saya hanya berusaha menolongnya. Kemudian pemuda itu meminta maaf kepada si gadis sambil seraya menerangkan kalau pandangannya tertutup oleh mobil didepannya sehingga dia tidak melihat gadis itu menyeberang.

Saya kemudaian ngomong kepada si gadis tadi kalau ada yang dirasa sakit atau luka ngomong aja mumpung orangnya tanggungjawab sambil menunjuk si pemuda tadi. pemuda itu pun mengiyakan sekaligus mengajak si gadis itu untuk sekedar beristirahat atau apalah di warung sekitar untuk menenangkan diri, tapi agaknya si gadis tetep teguh tidak mau dan bilang tidak apa-apa. Berkali-kali si pemuda itu meminta maaf sambil mencoba untuk mengajak si gadis itu untuk memastikan tidak terjadi apa. namun jawabannya tetep sama, si gadis tidak mau dan mengatakn tidak apa-apa.

Setelah memastikan si gadis tidak kenapa-kenapa saya pun melanjutkan perjalanan menuju ke rumah dimana sang jagoan kecilku pastinya sudah menunggu untuk sekedar bercanda dan menggodaku.

Sepanjang perjalanan saya teringat wajah pucat si gadis tadi, kepala ini rasanya penuh dengan pertanyaan, kenapa ya dari begitu banyak orang yang berlalu lalang tak satupun yang punya hasrat untuk menolong?

Adakah yang salah dengan masyarakat kita?

Kenapa mereka seakan tak lagi punya hati melihat penderitaan orang lain?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun