Terlempar dari tengah laut?
Tiba-tiba saja ingatan itu menyeruak kembali. Ingatan tentang sosok penyihir jahat bernama Glinda yang menangis sesenggukan di ujung tebing yang berada di tengah laut. Ingatan tentang bagaimana ia berjalan perlahan mendekati penyihir itu dan bertegur sapa. "Madam, ada yang bisa saya bantu?"
Glinda-penyihir jahat itu, sontak menoleh kaget. Diamatinya Martin dengan mata setengah terpicing.Â
"Aku butuh teman bicara. Aku bosan menjadi penyihir jahat." Ujarnya dengan mimik setengah merengut.Â
"Oh, itu bagus!" Martin berseru girang. Glinda membungkukkan badan. Matanya yang cekung menatap tajam ke arah Martin.
"Mintalah sesuatu. Pasti akan aku kabulkan. Mumpung aku sedang ingin menjadi baik." Glinda mengelus perlahan tubuh keras Martin. Mertin menggeliat. Berpikir sesaat. Keinginan apa yang selama ini ada di angan-angannya tapi mustahil untuk diwujudkan?
"Oh, ya! Bisakah Madam menyihir saya menjadi manusia?" Agak ragu Martin mengajukan permohonan. Mendengar itu Glinda sontak tertawa terbahak-bahak hingga air matanya bercucuran membasahi pipinya yang keriput. Lalu, sebelum Martin sempat berkata apa-apa lagi, tiba-tiba saja ia sudah mengubah sosok mungil bercangkang keras, bercapit banyak itu menjadi lelaki tampan yang berlari-lari kecil di sepanjang pantai.
Sekarang kalian pasti sudah tahu, bukan? Mengapa Martin tidak ingin memberi Linda keturunan.Â
***
Malang, 10 Oktober 2024
Lilik Fatimah Azzahra