"Laki-laki gondrong yang berdiri di belakang beliau itu pasti dirimu. Bukan begitu kan, Mas?" Saya menoleh ke arah Mas Nasrul seraya mengedipkan sebelah mata. Seketika tawa Mas Nasrul pecah.
Dan, malam itu di Rumah Ratna, kami bertiga berdiskusi serta saling bertukar kisah. Hingga waktu beringsut maju. Hingga kedua pohon kenari di depan rumah menari perlahan meluruhkan buah dan daun-daun keringnya.
***
Malang, 17 September 2024
Lilik Fatimah Azzahra
Note: Ide cerpen ini didapat ketika berkunjung ke Rumah Budaya Ratna-Malang.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!