Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Wajah Baru Liana

19 Juli 2024   06:39 Diperbarui: 19 Juli 2024   14:46 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: https://fibikroo.com

Frans. Laki-laki gagah itu masih duduk di sana, di belakang kemudi. Tapi kali ini tidak ditemani oleh seorang perempuan berwajah polos dan culun. Ada perempuan cantik dengan penampilan modis dan elegan duduk anggun di sebelahnya.

"Friska. Kau akhirnya berhasil memenangkan pertarungan ini." Liana bergumam pelan.

Pintu pagar terbuka secara otomatis. Dengan tatap masih kosong Liana menyaksikan sedan merah marun itu meluncur memasuki halaman rumah. Pintu pagar pun bergeser, kembali tertutup seperti semula.

Liana tertunduk lesu. Sebenarnya kalau mau bisa saja ia masuk ke dalam rumah besar itu dengan cara ekstrem, menerobos langsung besi-besi penghalangnya.

Tapi tidak. Kali ini Liana tidak ingin melakukannya.

***

Beberapa minggu kemudian.

Malam itu di depan cermin Liana mematut diri sembari tersenyum puas. Penampilannya kini jauh lebih sempurna dibanding beberapa bulan lalu. Ia terbatuk sedikit. Mengenang saat-saat yang telah dilalui dengan sangat berat, terutama usai peristiwa tragis itu, yang membuat wajahnya hancur dan rusak parah.

Ia kini bisa menarik napas lega. Hidung pesek dengan tulang ringsek itu telah diperbaiki oleh Dokter Liem. Hidungnya menjadi mancung---bahkan terlalu mancung untuk ukuran orang Asia. Jidatnya yang lebar diciutkan. Juga bagian pipi yang robek di sana-sini terkena pecahan kaca, kini terlihat mulus kembali. Terakhir, dagu yang bantat itu telah diubah menjadi lebih runcing dan melengkung seperti sarang lebah. Dan itu, membuat senyumnya mengembang semakin lebar.

Sempurna sudah penampilanku. Demikian ia membatin.

Setelah meraih mantel hitam yang tersampir pada sandaran kursi, ia memutuskan keluar rumah. Udara di luar sangat dingin dan berkabut. Saat yang tepat untuk berkunjung ke rumah bergaya klasik kolonial itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun