Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Tetap Sehat dan Bugar Jelang Usia Lanjut? Siapa Takut!

12 Juli 2024   12:25 Diperbarui: 13 Juli 2024   02:34 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lansia sehat. (iStockphoto/eggeeggjiew)

"Berapa usia Anda? Sudah lolos lima puluh tahun-kah?"

"Waah, sudah lebih dari 60 tahun. Sudah tua, nih!"

"Aih, apalah artinya umur. Itu hanyalah sederetan angka."

Benarkah demikian? Bisa jadi ungkapan umur hanyalah sederetan angka sekadar penghiburan untuk menyembunyikan rasa cemas ketika menyadari usia semakin bertambah. 

Sebenarnya apa yang mesti dicemaskan dengan bertambahnya usia? 

Banyak. Salah satunya adalah kecemasan terhadap kondisi kesehatan, baik fisik maupun mental. Sebab bagaimanapun juga, sesuai kodrat alam semakin bertambah usia maka kinerja organ-organ tubuh pun semakin menurun. 

Sebagai contoh. Ketika masih berusia dua puluh tahun, kita bisa menaiki anak tangga atau berjalan jarak jauh tanpa keluhan apa pun. Tapi di usia tiga puluh tahun ke atas gerakan kita mulai terbatas. Jangankan menaiki anak tangga, berjalan jauh sedikit terkadang napas terengah, lutut gemetar, dada berdebar, keringat dingin bercucuran, dan beragam keluhan lain mendadak bermunculan. 

utureswithoutviolence.org
utureswithoutviolence.org

Waspadai Kesehatan di Usia Ini

Oh, ya. Kapan kinerja organ-organ tubuh mulai mengalami penurunan fungsi? 

Sebelum membahas lebih jauh mari kita simak kutipan di bawah ini. 

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada empat tahapan penggolongan usia, yaitu: Usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) 75-90 tahun, dan usia sangat tua (very old) lebih dari 90 tahun.

Nah, pada umumnya penurunan fungsi organ tubuh dimulai dari usia pertengahan (midle old) ini. Itulah sebab ada baiknya kita mewaspadai kondisi kesehatan di usia ini dengan mulai menjalani tes medical check up untuk mengetahui kondisi faal tubuh apakah masih baik-baik saja. 

Selain itu, medical check up berguna untuk penanganan pengobatan sejak dini sekiranya hasil dari cek kesehatan terdeteksi kurang baik atau berada di garis waspada (warning). 

shutterstock.com
shutterstock.com

Rahasia Tetap Sehat dan Bugar Jelang Usia Lanjut

Menjadi tua itu pasti. Tapi tetap sehat dan bugar di masa tua, itu pilihan.

"Dokter, kenapa akhir-akhir ini saya mudah lelah dan tidak selincah dulu? Lutut sering sakit dan kaki terasa berat dibuat jalan."

Saya kerap mendengar keluhan demikian dari pasien. Rata-rata mereka yang berusia di fase midle age dan elderly. 

"Karena sudah tua, Pak, Bu. Banyak organ tubuh yang mulai mengalami penurunan fungsi. Ibarat engsel pintu, dulu pas masih baru mudah digerakkan. Begitu sudah termakan usia, engsel itu karatan." Demikian dokter menjawab. 

"Lantas apa yang harus saya lakukan agar tubuh tetap sehat dan bugar di usia tua?"

Nah, kalau untuk pertanyaan yang satu ini, kebetulan saya sedikit mengetahui jawabannya. Rahasia sehat dan bugar ini pernah saya dapatkan dari seorang pasien berusia sangat lanjut (very old), yang kondisi kesehatannya masih terbilang prima. 

Begini ceritanya. 

Dokter punya pasien perempuan, sebut saja namanya Nyonya Tan. Beliau berumur 98 tahun. 

Hah, 98 tahun? 

Eits, jangan salah. Meski sudah hampir satu abad, kondisi kesehatan Nyonya Tan cukup bagus. Beliau datang menghadap dokter nyaris tanpa keluhan. Nyonya Tan masih bisa berjalan tanpa dituntun, masih aktif bergerak sendiri. Diajak berkomunikasi masih nyambung. Kondisi penglihatan dan pendengaran masih bagus. Dan, hasil cek laboratorium pun semua terdeteksi normal. 

Nyonya Tan datang ke klinik sebulan sekali didampingi anak-anaknya. Bukan untuk berobat Sekadar kontrol dan meminta viramin. Itu saja. 

Dan, setiap kali pasien ini datang berkunjung, selain terkagum-kagum, saya tidak habis pikir. Kok bisa ya, di usia selanjut itu Nyonya Tan tampak masih sehat dan bugar? Tidak terlihat seperti orang lanjut usia pada umumnya. Nyonya Tan masih terlihat cantik, menawan, dan energik. 

"Saya bisa turun sendiri, Suster." Ujarnya setiap kali saya menawarkan diri untuk membantunya turun dari bed pemeriksaan. Dan, benarlah. Beliau turun dengan lincah menapaki bangku kecil di bawah bed, sigap mengenakan kembali sepatunya, lalu berjalan melenggang menuju kursi di hadapan dokter. 

Melihat kenyataan luar biasa ini, rasa takjub sontak menguar memenuhi benak saya. 

"Apa gerangan yang membuat Nyonya Tan masih sehat dan awet muda di usia hampir 100 tahun?" Tanya saya penasaran. 

"Mama ini orangnya tidak bisa diam, Suster. Pagi-pagi sudah bangun, mandi, lalu sibuk beberes ini itu. Tidak bisa dilarang. Menyapu halaman rumah yang lumayan luas menjadi kegiatan rutin setiap pagi. Lalu berjalan kaki sebentar dan berjemur. Satu lagi, berkebun adalah salah satu hobi yang ditekuninya." 

shutterstock.com
shutterstock.com

Demikian salah seorang anak dari Nyonya Tan memberi penjelasan. 

"Apakah beliau mengonsumsi atau menghindari makanan tertentu?" Karena belum puas, saya bertanya lagi. 

"Soal makan, Mama tidak rewel. Tapi cenderung menyukai buah dan sayur. Sejauh ini tidak menghindari makanan tertentu. Mama jarang sekali mengeluh sakit. Kalau pun kurang enak badan, paling-paling minum vitamin dari dokter, setelah itu kondisinya akan baik kembali."

Sungguh, saya speechless mendengarnya. Apalagi ketika Nyonya Tan mengangguk-anggukkan kepala, membenarkan apa yang dituturkan oleh anak-anaknya sembari mengumbar senyum. 

Jadi itu, ya. Segera saya ingat dan kantongi. Rahasia sehat dan bugar di usia lanjut ternyata ini; aktif bergerak (olahraga), mandiri, suka buah dan sayur, berjemur di bawah sinar matahari, menyalurkan hobi, minum vitamin, dan murah senyum. 

Oh, iya. Sebenarnya ada satu rahasia yang tidak disebutkan oleh anak-anak Nyonya Tan. Tapi saya bisa merasakannya. Yakni, Nyonya Tan terlihat awet muda karena hidupnya bahagia dikelilingi oleh keluarga dan orang-orang yang penuh perhatian dan kasih sayang. 

shutterstock.com
shutterstock.com

Sepeninggal Nyonya Tan, tidak afdol rasanya jika tidak membahas perihal rahasia sehat dan bugar ini bersama dokter. Saya menyebutnya diskusi kecil. 

"Dokter, selain faktor pola hidup dan pola makan, apakah ada faktor lain sehubungan dengan kondisi kesehatan lansia sehingga mereka mampu melampaui batas usia yang cukup panjang?" Saya membuka pembicaraan. 

"Ada Lik. Faktor genetik dan pola pikir."

Jawaban dokter yang singkat tapi padat itu membuat saya tercenung. Alangkah bersyukur orang-orang yang dikaruniai panjang umur dengan kondisi fisik dan mental yang masih terjaga dengan baik. 

Ya. Terjaga dengan baik berarti ada usaha yang tidak main-main. Dipastikan para pemilik usia lanjut itu konsisten menjalani kehidupan dan rutinitas mereka dengan disiplin. 

Disiplin? Tentu saja itu bukan sesuatu yang mudah. Perlu perjuangan dan kegigihan. Tapi membawa dampak luar biasa. Mari kita renungkan sejenak. Apa mungkin orang yang hidupnya amburadul, tidak disiplin, bermalas-malasan, lalai menjaga pola makan dan pola pikir mampu mempertahankan kondisi fisik dan mentalnya tetap terjaga dengan baik? Hampir tidak mungkin! 

Semoga dari rangkaian contoh dan paparan di atas kita bisa memiliki gambaran. Berani tidak kita menuju fase lansia dengan kondisi tetap sehat dan bugar? Tentu saja harus berani! 

Salam sehat. 

***
Malang, 12 Juli 2024
Lilik Fatimah Azzahra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun