"Baiklah, Nyai. Silakan melanjutkan pekerjaanmu. Sampai bertemu nanti malam!"Â
Maha Guru Ayah melepas genggaman tangannya perlahan. Setelah mengangguk kecil ia berlalu meninggalkan Nyai Fatimah---perempuan yang pernah membuatnya bertindak konyol.Â
Bagaimana tidak konyol? Demi bisa menikmati berlama-lama wajah perempuan itu, ia mesti berpura-pura menjadi tukang gali 'lubang sumur'. Di sebuah taman. Beberapa tahun silam.
Bersambung....
***
Malang, 13 Januari 2023
Lilik Fatimah Azzahra
Cersil sebelumnya:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H