Sehelai daun
jatuh
Memeluk rindu yang rapuh
 Hup!
Sosok berpakaian serba hitam melompat sigap ke atas batu. Mengambil posisi duduk bersila seraya memejamkan mata. Kedua tangannya bergerak di udara, lalu saling tangkup dan berhenti tepat di depan dada.
"Nyai Fatimah, apakah Nyai baik-baik saja?" Sosok berpakaian serba putih bertanya cemas.
"Tenanglah, Ni Ayu. Aku baik-baik saja." Perempuan yang dipanggil Nyai Fatimah itu menjawab pelan.
Ni Ayu menggeser kakinya sedikit, mendekati parempuan paruh baya yang wajahnya tampak pias terkena cahaya bulan. Ia terpekik kecil saat melihat sudut bibir Nyai Fatimah mengeluarkan darah.
"Astaga, Nyai! Pendekar Tua Aneh itu telah melukai Nyai!" Ni Ayu mencengkeram pundak Nyai Fatimah dengan gusar. Dan, kegusarannya kian menjadi manakala tubuh ringkih itu bergetar hebat, menggeloso, lalu diam.
***
Cakrawala berpeluk dingin
Aduhai...
hati siapakah gerangan yang terbelenggu ingin?