Suatu hari datang menghadap dokter sepasang suami istri. Si suami menyampaikan jikalau istrinya kerap mengalami gangguan tidur, mengeluh wajahnya panas, dan mudah sekali emosional.
"Berapa umurmu?" Dokter bertanya kepada si istri yang duduk di samping suaminya.
"Empat puluh tahun lebih sedikit, Dokter," jawab sang istri.
"Menstruasimu bagaimana?" Dokter bertanya lagi.
"Menstruasi saya tidak lancar, Dokter. Durasinya juga tidak menentu."
"Kira-kira istri saya ini sakit apa ya, Dokter?" Si suami menyela.
"Bisa jadi istrimu sedang berada di fase menuju menopause."
Apa sih Menopause Itu?
Usai melakukan pemeriksaan dan bertanya ini itu, dokter lantas menjelaskan lebih detail mengenai apa itu menopause.
"Setiap perempuan akan melewati beberapa fase dalam kehidupannya. Salah satunya berkenaan dengan alat reproduksi. Dimulai dari fase akil balik yakni ketika pertama kali seorang perempuan mendapatkan haid (menstruasi), kemudian fase menstruasi setiap bulan, hingga fase di mana haid tersebut akan berhenti," kata dokter. "Nah, fase berhentinya siklus haid inilah biasa disebut dengan menopause," imbuhnya.
Tahap-Tahap Menuju Menopause
Secara umum tahapan menopause dibagi menjadi 3. Yaitu: fase perimenopause, fase menopause, dan fase postmenopause.
Mari kita simak satu per satu penjabarannya, yaa.
1. Fase Perimenopause
Fase perimenopause disebut juga periode transisi. Fase ini dimulai 8 hingga 10 tahun sebelum masa menopause tiba. Biasanya dialami oleh perempuan berusia 40 tahun ke atas.Â
Gejala atau tanda-tanda yang menyertai fase ini dapat berupa:Â
Perubahan Siklus HaidÂ
Perubahan ini ditandai dengan haid yang tidak teratur, haid datang terlambat atau haid datang lebih awal dari biasanya (oligomenorea).
Bisa juga ditandai dengan darah saat haid jumlahnya lebih sedikit atau lebih banyak.
Perubahan Fisik
Perubahan fisik yang umum terjadi saat fase perimenopause adalah: rambut rontok, kulit terasa kering, payudara mengendur, sendi terasa nyeri dan kaku, massa otot dan massa tulang berkurang, serta berat badan cenderung naik.
Perubahan Psikologis
Perubahan psikologis yang terjadi pada fase perimenopause di antaranya: mudah cemas, emosi labil (moody), sulit tidur, dan gangguan stres lainnya.
2. Fase Menopause
Di dalam tubuh perempuan ada satu hormon yang disebut estrogen. Hormon ini berperan penting dalam membantu siklus reproduksi bulanan seorang perempuan, seperti; memproduksi dan melepaskan sel telur dari ovarium, pembuahan dan penebalan lapisan rahim hingga siap menerima sel telur yang telah dibuahi.
Namun, seiring bertambahnya usia stok sel telur di dalam ovarium mengalami penurunan.
Kondisi ini berakibat pada kinerja organ reproduksi dan secara bertahap tubuh ikut berhenti menghasilkan hormon estrogen.
Jadi simpelnya begini: Menopause adalah fase di mana seorang perempuan tidak lagi mengalami siklus menstruasi akibat penurunan hormon estrogen.
Gejala-Gejala Menopause
Beberapa gejala yang ditunjukkan ketika seorang perempuan mulai memasuki fase menopause antara lain: susah tidur, mudah cemas, mulai pelupa, mengalami hot flashes, berat badan naik secara drastis, dan pegal-pegal di seluruh persendian.
Selain itu penurunan kadar estrogen di masa menopause disinyalir bisa menjadikan tubuh lebih rentan terhadap infeksi dan gangguan kesehatan, seperti; mudah terkena infeksi saluran kencing, mengeringnya area vagina, dan penurunan libido (gairah seksual).
Lalu bagaimana cara mengetahui seorang perempuan sudah menopause atau belum?
Lakukan penghitungan dari periode menstruasinya selama 12 bulan penuh. Jika dalam kurun waktu tersebut tidak terjadi menstruasi sama sekali, maka bisa dikatakan perempuan tersebut telah mengalami menopause.
O, ya  Menopause pada umumnya dialami oleh perempuan berusia 50-55 tahun.
3. Fase Postmenopause
Fase postmenopause adalah fase 'setelah'Â seorang perempuan mengalami masa menopause.
O, ya. Durasi postmenopause pada setiap perempuan tentu tidaklah sama, tergantung dari kondisi kesehatan masing-masing. Ada perempuan yang mengalami postmenopause selama bertahun-tahun, namun ada pula yang mengalaminya hanya dalam hitungan bulan.
Sekadar mengetahui, fase postmenopause ini bisa memicu terjadinya gangguan kesehatan yang serius. Semisal timbulnya kanker, osteoporosis, stroke, dan gangguan kinerja jantung (kardiovaskular).
Gangguan-gangguan kesehatan ini muncul akibat tidak adanya lagi darah kotor di dalam tubuh yang dikeluarkan melalui siklus menstruasi.
Menopause Bukanlah Momok yang Harus Ditakuti
Yup. Menopause memang sering diidentikkan dengan berakhirnya masa kesuburan seorang perempuan. Namun demikian bukan berarti menopause adalah momok yang perlu ditakuti.
Bagaimanapun juga fase ini akan menghampiri setiap perempuan sebagai pertanda bahwa organ reproduksinya telah berfungsi dengan baik dan normal. Justru jika tidak melewati fase menopause di usia yang seharusnya, hal ini perlu dipertanyakan.
Oh, ya. Mengingat betapa rentannya kesehatan perempuan ketika ia akan, sedang, dan telah menghadapi menopause, maka ada baiknya jikalau para perempuan menginvestasikan kesehatan mereka sedini mungkin. Baik itu kesehatan fisik maupun kesehatan psikis.
Investasi kesehatan tersebut bisa berupa: Penerapan pola hidup sehat, seperti; memperhatikan pola makan (asupan gizi), istirahat yang cukup, serta tetap aktif dan produktif alias tidak mager. Juga konsisten menjaga kebugaran tubuh dengan rajin berolahraga, menghindari stres, dan melakukan check up secara berkala.
Yup. Menjadi tua itu pasti. Tapi melewati masa tua dengan kondisi sehat, bugar, dan menyenangkan adalah sebuah pilihan.
Salam sehat!
***
Malang, 21 Juli 2022
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H