Kapan hari dokter bertanya kepada saya begini, "Lik, saat anak-anakmu masih bayi apakah kamu memberi mereka ASI eksklusif?"Â
Tentu saja saya mengiyakan.
"Bagus!" Puji dokter. "Pemberian ASI --- terutama ASI eksklusif ibarat menghimpun tentara terkuat bagi kesehatan fisik dan mental anak-anakmu tidak saja di masa kecil tapi hingga mereka dewasa."
Lalu dokter menjabarkan betapa pentingnya pemberian ASI eksklusif ini. Saya pun dengan senang hati siap mendengarkan.
ASI, Masih Makanan Terbaik untuk Bayi
Kegiatan menyusui bayi boleh dikata merupakan kegiatan simbiosis mutualisme. Di mana ibu dan bayi sama-sama diuntungkan.
Begini.
Secara naluriah kegiatan menyusui akan menumbuhkan perasaan kasih sayang, mempererat ikatan batin yang kuat antara ibu dan anak, serta mengurangi stres bagi ibu pascapersalinan.
Selain itu kegiatan menyusui bisa merangsang keluarnya hormon oksitosin (hormon kebahagiaan) yang akan mempercepat involusi yakni proses pemulihan rahim kembali ke ukuran semula seperti sebelum hamil.
Dan, yang tidak kalah penting, ibu yang menyusui bayinya memiliki risiko lebih rendah terkena kanker payudara ketimbang ibu yang tidak menyusui.
Sementara bagi bayi, manfaat menyusu pada ibunya akan mengurangi stres pascalahir, menenangkan serta memberi rasa nyaman pada bayi (terutama saat skin to skin contact dengan ibunya), mengembangkan dasar kepercayaan (basic sence of trust), meningkatkan kinerja kognitif, mengurangi rewel, serta meminimalkan risiko depresi berat di saat mereka dewasa nanti.
Dari penjelasan dokter di atas, saya jadi tergerak untuk mengulik lebih jauh mengenai segala kebaikan yang terdapat di dalam ASI eksklusif.
Menurut penelitian, idealnya ASI eksklusif diberikan kepada bayi sejak satu jam ia dilahirkan, dan berlanjut hingga 6-24 bulan ke depan. Dengan catatan;Â selama usia 0-6 bulan, pemberian ASI pada bayi tanpa menambahkan atau menggantinya dengan makanan atau minuman lain. Termasuk air putih.
Bukan rahasia umum, masih ada sebagian masyarakat kita yang 'memaksa' memberi makanan atau minunan tambahan untuk bayi sebelum melewati usia 6 bulan. Dengan alasan agar bayi tidak rewel, supaya bayi awet kenyang sehingga tidurnya nyenyak, atau karena si ibu harus bekerja meninggalkan rumah, dan beragam alasan lainnya.
Tentu pemberian makanan tambahan atau minuman pengganti ASI (susu formula) sebelum tiba waktunya sangatlah berisiko, khususnya bagi kondisi kesehatan pencernaan bayi yang belum sempurna.
Oh, ya, saking pentingnya pemberian ASI eksklusif ini pemerintah sudah mengeluarkan PP No.33 Tahun 2012 tentang hak bayi mendapatkan ASI eksklusif.
Kolostrum Zat Terbaik yang Pantang Diabaikan
Selama pemberian ASI eksklusif para ibu tidak perlu khawatir bayi yang disusui akan kekurangan zat gizi. Cos terdapat segudang nutrisi baik di dalam ASI yang sangat bermanfaat bagi tumbuh kembang bayi di awal-awal masa kehidupannya.
Salah satu zat terbaik yang ditemukan di dalam ASI adalah kolostrum.Â
Sudah tahu apa itu kolostrum, bukan?Â
Yup. Betul. Kolostrum adalah cairan ASI yang keluar di hari pertama sejak ibu melahirkan. Kolostrum memiliki warna khas yakni bening agak kekuningan dengan tekstur cenderung kental (liquid gold). Di dalam kolostrum inilah terdapat zat-zat yang berperan membentuk imunoglobulin.
Eits, apa sih immunoglobulin itu?
Imunoglobulin adalah antibodi yang didapat bayi langsung dari ibunya melalui ASI. Dan, antibodi ini mampu melindungi bayi dari bahaya penyakit yang disebabkan oleh bakteri maupun virus.
Ada 5 jenis imunoglobulin di dalam kolostrum ASI.Â
1. Imunoglobulin E (IgE)
Imunoglobulin E (IgE) adalah antibodi yang umum ditemukan di dalam darah dan jumlahnya sedikit. Namun, jumlah antibodi IgE ini akan meningkat ketika tubuh mengalami reaksi peradangan akibat alergi.
2. Imunoglobulin G (IgG)
Imunoglobulin G (IgG) adalah jenis antibodi yang paling banyak ditemukan di dalam darah dan cairan tubuh lainnya. Antibodi ini berperan melawan kuman, virus, atau zat kimia tertentu yang masuk ke dalam tubuh.Â
3. Imunoglobulin M (IgM)
Yes! Imunoglobulin M Â (IgM) inilah yang pertama kali memberikan pertahanan ketika tubuh terinfeksi oleh bakteri atau virus. Saat terjadi infeksi, kadar antibodi IgM perlahan menurun lalu akan digantikan oleh antibodi IgG.
4. Imunoglobulin D (IgD)
IgD memiliki fungsi memicu respons imunitas dan banyak ditemukan di limfosit B. Terdapat pada limpa dan serum darah dalam jumlah yang sedikit.
5. Immunoglobulin A (IgA)
Antibodi IgA banyak ditemukan pada lapisan mukosa (selaput lendir) tubuh, terutama yang melapisi saluran pernapasan dan saluran pencernaan. IgA juga banyak ditemukan pada cairan tubuh, seperti air liur, dahak, air mata, cairan vagina, dan ASI.
Nah, antibodi IgA inilah yang paling banyak ditemukan di dalam kolostrum ASI.
Trus apa fungsi dari kolostrum?
Banyak! Â Di antaranya adalah; mencegah sakit kuning yang terjadi pada bayi yang baru lahir, menunjang perkembangan dan pertumbuhan organ seperti; otak, mata, serta jantung.
Hebatnya lagi, kandungan nutrisi yang terdapat pada kolostrum takarannya sangat pas, sesuai dengan kebutuhan sehingga mudah dicerna oleh bayi yang notabene pencernaannya masih rentan.
Oh, ya, kapan zat kolostrum keluar sebagai ASI dan berapa banyak takarannya?
Sebenarnya kolostrum sudah terbentuk secara alami di trimester ketiga kehamilan hingga mendekati hari perkiraan lahir. Dan, dalam 24 jam pertama setelah bayi lahir, payudara ibu bisa mengeluarkan kolostrum sekitar 2 sendok makan atau 30 ml. Pada hari kedua dan ketiga mengeluarkan sekitar lebih dari 4 sendok makan atau 60 ml.Â
Kolostrum akan berhenti keluar setelah terjadinya pergantian (fase transisi) dari ASI eksklusif menjadi ASI biasa sekitar 5 hari pascapersalinan.
Waah, mengingat begitu dahsyatnya manfaat kolostrum serta jumlah cairannya yang tidak terlalu banyak, maka sebisa mungkin pemberian ASI eksklusif pada bayi yang baru lahir jangan sampai terabaikan, yaa.
Ya, iyalah! Ibu yang cerdas pasti tidak akan menyia-nyiakan momen pemberian ASI eksklusif ini begitu saja.Â
Yuk, berikan bayi-bayi kita nutrisi terbaik yang sudah Allah titipkan melalui ASI agar mereka tumbuh menjadi generasi cerdas, hebat, dan membanggakan.
Salam sehat!
***
Malang, 29 Juni 2022
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H