Pria kurus dengan anjing kecil bernama Anet?
Aih, mengapa aku masih sibuk memikirkan dua makhluk yang memergokiku di taman itu? Apakah ada sesuatu yang istimewa pada diri mereka?
Ya, kukira ada. Anet dan pria bertubuh kurus itu --- mereka bisa melihatku!
Kembali aku menatap cermin yang menempel pada dinding kamar. Setengah tersenyum aku membatin, bahkan aku sendiri tidak pernah bisa menemukan bayangan wajahku di dalam sana.Â
Ah, kukira makhluk halus memang tidak butuh cermin, bukan?
Pikiranku kembali tertuju pada pria kurus dan anjing kecil bersuara serak tapi lucu Itu. Mengapa mereka bisa melihatku?
Pertanyaan itu membuatku melupakan peringatan Sam. Diam-diam aku tergoda untuk keluar rumah lagi. Menyusup perlahan menuju taman di area perumahan elit itu. Melewati jalan rahasia.
***
Ternyata taman sudah sepi. Aku mengempaskan badan di atas rerumputan yang terhampar luas di bawah rindang pohon Akasia. Satu kebiasaan yang kerap kulakukan jika pikiranku sedang kusut.
Angin taman berembus sepoi-sepoi. Menggugurkan daun-daun kering yang sontak menimbulkan rasa kantuk tak tertahankan.
Aku pun terlelap.