Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Malam yang Merdeka

16 Agustus 2021   23:16 Diperbarui: 17 Agustus 2021   04:57 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya. Tahu apa ia tentang diriku? Tahu apa ia tentang hatiku?

"Jangan memasang muka masam begitu. Aku hanya berusaha menebak. Jika hatimu memang sudah merdeka, tentu kau tidak berada di sini, membiarkan ragamu menggigil di tengah malam seperti ini."

"Aku --- hanya ingin melupakan."

Berkata begitu tiba-tiba saja mataku basah. Mungkin aku bingung menerjemahkan antara kata merdeka dan melupakan.

"Pulanglah, Nona. Pulanglah ke rumahmu yang hangat. Merdekakan hatimu dengan belajar ikhlas."

Ryan berdiri. Mengibaskan belakang celananya yang kotor. Lalu mengarahkan pandang tepat ke pusat manik mataku.

"Aku juga pernah patah hati. Dan, aku menyesal terlanjur melakukannya." Ryan masih geming menatapku.

"Memang apa yang kau sesali?" Aku mencibir.

"Aku menyesal karena tidak mau belajar ikhlas. Aku terburu menganiaya diriku sendiri."

"Maksudmu?"

"Aku terjun dari jembatan ini, Nona. Tepatnya tujuh hari lalu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun