Sedang asyik melamunkan sepatu berbentuk aneh itu, tiba,-tiba Katarina dikejutkan oleh suara Bu Frogie.
"Rina! Sejak tadi aku mencari-carimu, Nak. Ternyata kau ada di sini. Ayo berlatih menyanyi lagi bersama teman-temanmu!" Bu Frogie melompat mendekat. Lalu berdiri menjejeri Katarina.
"Maafkan saya Bu. Saya mengundurkan diri dari paduan suara itu. Suara saya sangat jelek," Katarina menunduk sedih. Bu Frogie terdiam sejenak.
"Oh, ya. Apakah Ibu tahu apa yang dilakukan bocah perempuan itu?" Katarina mengalihkan pembicaraan. Matanya menunjuk ke arah sudut taman di mana bocah perempuan bersepatu aneh itu masih berputar-putar mengikuti perintah ibunya.
"Oh, anak itu sedang berlatih balet. Kenapa? Kau tertarik?" Bu Frogie menjawab seraya tersenyum. Guru musik anak katak itu merasa gembira melihat perubahan wajah Katerina. Katak kecil itu tak lagi murung. Matanya berbinar cerah.
"Sepertinya menyenangkan kalau saya bisa menari balet, ya, Bu. Tubuh saya meliuk ke sana ke mari. Pak Lebong juga pasti senang bisa punya pekerjaan lagi," Katarina tersipu.
"Pak Lebong?" Bu Frogie membelalakkan mata.
"Iya, Pak Lebong tukang sepatu yang tinggal di ujung desa ini. Sudah lama lelaki tua itu menganggur. Sejak muncul virus bernama Corona yang membuat orang-orang enggan memesan sepatu kepadanya."
Bu Frogie tercenung. Tapi kemudian katak dewasa itu kembali tersenyum. Dipeluknya pundak Katarina.
"Ibu akan memesan sepatu balet pada Pak Lebong. Khusus untukmu," Guru musik itu berkata bersungguh-sungguh.
"Untuk saya?" Katarina terperangah.