Cerita Fabel.Â
Ini sudah tiba musim penghujan. Di mana-mana sering terjadi banjir. Para anak katak dilatih menyanyi untuk mengusir mendung agar hujan tidak jadi turun.
Katarina, katak kecil yang lucu itu tampak murung. Ia menjauhkan diri dari teman-temannya. Ia merasa minder karena tidak memiliki suara sebagus suara mereka.
"Kung kong .... Kung kong ... Tralala lala ..." Sore itu suara merdu para anak katak sudah terdengar. Bu Frogie, guru seni musik mereka memimpin paduan suara itu sembari mengayun-ayunkan tongkat kecil di tangannya.
Sementara, diam-diam Katarina pergi menjauh. Masuk ke dalam taman bunga yang hanya dikunjungi satu dua orang.
Katarina berdiri di sebuah bangku taman yang terbuat dari batu marmer. Matanya yang bulat mengarah pada salah satu bocah perempuan yang sedang berputar-putar di hadapan ibunya.
"Ayo, Tiara. Liukkan sedikit badanmu ke samping. Yak! Betul begitu!" Ibu si bocah berseru memandu.
Katarina mengernyitkan alis. Sedang apa ibu dan anak itu? Mengapa bocah perempuan itu mengenakan pakaian yang bertumpuk-tumpuk seperti bunga mawar? Dan, aih, sepatu bocah itu, aneh sekali. Ujungnya tumpul tapi kelihatan sangat bagus.
Katarina sontak menatap kedua pasang kakinya. Kalau saja ia memiliki sepatu seperti itu, alangkah senangnya!
Tapi kemudian Katarina tersenyum. Ia membayangkan Pak Lebong, tukang  sepatu yang tinggal di ujung desa sana, pasti kebingungan saat membuatkan sepatu untuknya. Karena kaki depan dan kaki belakangnyq memiliki ukuran yang berbeda.
Hihihi .... Katerina tertawa sendiri.