Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Senja, Jalan Panjang Menuju Cinta (2)

24 November 2020   05:03 Diperbarui: 24 November 2020   05:19 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Selamat untuk Senja Ryanti. Putri dari Bapak Rahman dan Ibu Yuni!" suara pembawa acara menggema ke seluruh ruang gedung. Ryanti tersipu. Sementara mata kedua orang tuanya berkaca-kaca. Dan mata tua itu akhirnya basah juga ketika Rektor menyematkan selempang bertuliskan Lulusan Terbaik Fakultas Mipa 2017. Suasana haru biru menyelimuti.

Usai wisuda berlangsung, ketiga hati yang tengah berbahagia itu tidak langsung pulang. Mereka mampir sejenak ke sebuah rumah makan.

"Ayah dan Ibu pesan apa?" Ryanti menunjukkan daftar menu.

"Terserah, Nduk. Apa saja," Ayahnya yang menyahut. Ryanti mengangguk. Lalu jemarinya yang lentik meraih pulpen dan kertas yang sudah tersedia, menulis pesanan makanan. Beberapa saat kemudian ia melambaikan tangan ke arah Mbak-mbak pramusaji.

Siang mulai bergulir. Udara sedikit gerah. Sebuah mobil berhenti di halaman parkir rumah makan yang sama. Dua orang turun. Perempuan sepuh dan laki-laki usia di atas empat puluhan berjalan beriringan menuju kursi yang masih kosong.

Ryanti sempat mengamati mereka. Dahinya mengernyit. Entah mengapa ia seperti tidak asing dengan wajah kedua orang itu. Terutama wajah si lelaki.

"Ada apa, Nduk?" Rahman yang secara tidak sengaja melihat perubahan pada wajah putrinya, menegur.

"Tidak ada apa-apa Ayah, hanya..." Ryanti tidak melanjutkan kalimatnya karena tahu-tahu Ayahnya berdiri dan berjalan menghampiri dua orang yang baru saja duduk itu.

"Ryan? Aku Rahman!" suara Ayahnya terdengar gembira. Selanjtnya Ryanti melihat adegan yang mengharukan. Dua lelaki dewasa saling berpelukan.
  

***

Ini senja terakhir di bulan Juli. Ryanti berusaha menyembunyikan wajahnya yang murung. Tapi Arsyad, tunangannya tidak bisa ditilapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun