"Kau lihat ini, Nis! Uang-uangku di dalam laci semua berubah menjadi daun!"
"Men-jadi daun?" Aku terperangah.Â
"Iya, daun! Astaga, daun apa pula ini?" Dokter menatapku panik.
"Ini---kalau tidak salah, daun sawo, Dokter," pelan sekali aku menjawab. Dokter tertegun sejenak. Lalu berdiri dari tempat duduknya dan memintaku membuka lagi jendela yang baru saja kututup.
Mata dokter terpicing ketika menyaksikan pohon sawo di samping klinik sudah tumbang.
"Nis, coba kamu ambil kartu nomor 13 tadi," perintahnya tanpa menoleh.
"Baik, Dokter." Gegas aku melangkah menuju meja. Mengambil dan menyerahkan kartu nomor 13 ke tangan dokter.Â
Selanjutnya, entah apa pemicunya, dokter mendadak terpekik. Lalu tangannya bergerak refleks menjatuhkan kartu bernomor 13 itu ke lantai.
Karena penasaran dengan apa yang sedang terjadi, aku berniat memungut kartu itu.
Tapi urung.
Mataku memilih terbelalak.