Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Arwah Penasaran

17 Maret 2020   06:50 Diperbarui: 17 Maret 2020   08:39 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Detik kelima puluh.

Aku menyeruput minuman yang berada dalam dua  genggaman tanganku. Secara bergantian. 

Detik keenam puluh.

Aku melihat gerakan slide beruntun pada layar proyektor. Mulai dari gelas di tanganku yang terjatuh, bibirku yang berbusa, sampai tubuhku yang mengejang lalu ambruk bergedebum di lantai.

Selanjutnya aku menyaksikan diriku tak bergerak lagi. 

Aku sudah mati.

"Cukup!" suara Malaikat Maut kembali mengagetkanku. Layar proyektor pun mendadak menghilang.

"Kau sudah melihat secara detil kronologi kematianmu. Semoga kau tidak menjadi arwah penasaran lagi," Malaikat Maut mengangkat satu tangannya.

"Tapi saya masih belum tahu, siapa yang meracuni saya, Tuan Malaikat. Anisa atau Alisa?"

Tak ada jawaban. Yang kurasa tiba-tiba saja tubuhku bergetar hebat. Lalu tersedot oleh kekuatan tak terlihat, dan terlempar dengan amat keras ke suatu tempat.

"Kang Untung! Virus Corona sudah resmi ditetapkan sebagai wabah pendemi. Mulai hari ini pemerintah kota memberlakukan sistem lockdown. Segala aktivitas umum ditutup. Termasuk area tempat  pembuangan sampah tempat kita biasa memulung."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun