"Kau penasaran?"
Aku mengangguk.
"Baiklah!"
Klik! Tangan Malaikat Maut menekan sebuah tombol.
Tiba-tiba saja terbentang layar berukuran sangat lebar di hadapanku. Lalu aku melihat diriku sendiri muncul di sana sebagai pemeran utama.
Detik kesepuluh.
Dua orang perempuan, Anisa dan Alisa menghampiriku. Mereka mengenakan busana dan cadar berwarna hitam.
Detik keduapuluh.
Dua perempuan itu mengulurkan gelas berleher panjang dengan bentuk dan ukuran yang sama, tapi berisi jenis minuman yang berbeda. Satu gelas berisi air bening dan satunya lagi berisi minuman berwarna merah pekat.
Sampai di sini aku mengernyitkan alis. Aku mulai sadar, bahwa salah satu dari minuman yang disodorkan ke arahku itu sudah dibubuhi racun.
"Bagaimana? Kau sudah paham siapa perempuan yang menjadi pembunuhmu?" Kembali suara Malaikat Maut membuyarkan konsentrasiku. Aku menggeleng.