Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Deduksi Sherlick atas Kasus Penyiraman Air Keras

30 Desember 2019   11:02 Diperbarui: 30 Desember 2019   11:19 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pinterest.com/bolin30

"Jadi menurutmu ucapan oknum polisi itu?" 

"Jangan memancing-mancingku, Jhon. Tapi kalau boleh jujur, kasus ini terasa agak janggal. Maksudku---selain terlalu lama penangannya, juga...ah, sudahlah, toh pihak polisi sudah berupaya sekuat tenaga untuk menangkap siapa pelakunya. Dan kita patut mengapresiasi itu."

***

Sepeninggal Jhon, aku kembali menyimak berita yang sepekan ini hampir memenuhi halaman surat kabar di seluruh penjuru kota. Sekadar untuk memastikan, bahwa dugaanku selama ini tidak terlalu jauh melenceng.

Sejak peristiwa itu terjadi, yakni tragedi penyiraman air keras terhadap seorang penyidik berpangkat Komisaris itu menguar, otakku secara refleks ikut bekerja. Parahnya lagi, aku meyakini bahwa kasus ini bukan sekadar isu balas dendam pribadi seperti yang sengaja diucapkan oleh oknum polisi yang tertangkap itu.

Kukira persoalannya lebih dari itu. 

Ada sesuatu yang ingin dicegah. 

Entah apa. Tapi aku yakin itu pasti ada.

Aku teringat, beberapa waktu lalu sempat membicarakan hal ini bersama Jhon, saat kami duduk berdua menikmati secangkir teh di balkon apartemenku.

"Masih ingat kasus penyiraman air keras itu kan, Jhon?" aku memulai pembicaraan. Jhon terdiam sejenak. Lalu mengangguk.

"Kukira, seperti kasus-kasus yang menimpa para pemerhati HAM sebelumnya, kasus ini juga akan dibekukan karena polisi tidak mampu mengungkap siapa pelakunya," Jhon menimpali dengan wajah dingin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun