Tengah malam Deborah terjaga. Ia mendengar langkah seseorang mendekati kamarnya.
Deborah bergegas duduk dan menajamkan pendengaran.
"Nona Inta," terdengar suara pelan disertai ketukan halus pada pintu.
Deborah melirik sekilas ke arah Inta yang masih terlelap di atas tempat tidur.
"Nona, ini pesanan Anda," suara itu terdengar lagi. Deborah meyakini itu suara Martin. Setengah berjinjit ia berjalan menuju ke arah pintu.
"Letakkan saja pesananku di depan pintu. Lima menit lagi aku ambil," Deborah berkata selirih mungkin. Menirukan suara Inta yang lembut.
"Baiklah Nona," terdengar suara Martin menanggapi. Lalu terdengar langkah menjauh.
Deborah menunggu sekitar lima menit. Kemudian tangannya memutar kunci, membuka pintu kamar sedikit. Dilihatnya sebuah bungkusan berada di atas keset.
Diambilnya bungkusan itu dengan menjulurkan tangan dari dalam kamar. Ia sengaja tidak menampakkan wajahnya. Ia khawatir Martin mengawasi dari jauh.
Ditutupnya kembali daun pintu perlahan. Diliriknya sekali lagi Inta. Gadis itu masih meringkuk tak bergerak di balik selimutnya yang hangat.
Deborah mengamati bungkusan kecil di tangannya. Sangat ringan. Disobeknya kertas pembungkusnya dengan hati-hati.