Satu kalimat lagi yang membuat Jeremy akhirnya memilih bungkam. Ya, lebih baik begitu. Sebab ia tahu percuma saja berdebat dengan mereka. Mereka adalah mahluk-mahluk tak bernurani, brutal, sangat kejam, yang tidak bisa dilawan dengan kekuatan biasa.
Laquita.Â
Ah. Semoga gadis itu baik-baik saja.
***
Jeremy masih bersandar punggung pada dinding kamar, menatap kedua sosok yang berdiri menghalangi pintu.
"Apakah Boss kalian tidak menitip pesan untukku?" Jeremy sengaja memancing-mancing pembicaraan. Salah seorang dari pria bertopeng itu mengangkat tangannya.
"Ada. Mengenai gadis itu...."
"Jangan bawa-bawa Laquita! Kalian boleh berpesta pora dengan nyawaku! Tapi tidak dengan Laquita!" Jeremy mulai tersulut emosi. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana Laquita harus mengalami hal-hal buruk di tangan orang-orang  jahat ini.
Jeremy merandek maju. Dua sosok itu terkejut. Lalu refleks mundur.
Bukan lantaran takut terhadap sikap Jeremy yang bisa saja tiba-tiba menyerang, melainkan memberi ruang kepada sosok lain yang muncul di belakang mereka.
"Apa kabar Jeremy?"