Sepagi ini ia belum berkeinginan untuk menyentuh makanan atau melakukan aktifitas lain. Ia masih ingin memanjakan diri di atas kasur, menikmati udara pegunungan yang sudah sekian lama tak dirasakannya.
Sesaat ia teringat. Semalam ia hanya sempat membaca satu pesan. Diraihnya ponsel yang telah berpindah tempat di atas meja.
Hutan Pinus. Hijau. Coklat memang selalu manis sayang...
Inta mengernyit alis. Sesaat. Tapi beberapa detik kemudian bibir pucat tak berlipstik itu melengkung. Menyungging seulas senyum.
***
Deborah menghubungi nomor Inta, menelpon kakak sahabatnya itu dan mengabarkan bahwa sejak semalam ia telah kehilangan kontak dengan Laqiuta.
"Kupikir ia malah sedang bersamamu, Deb," Inta membalas telpon Deborah. Ia baru saja menghabiskan sarapan paginya dan berniat untuk keluar kamar.
"Kau punya nomor Quit yang lain?" suara Deborah terdengar agak cemas.
"Tidak, Deb. Aku tahu adikku itu tidak suka berganti-ganti nomor."
Percakapan mendadak terputus. Ponsel Inta mengalami lowbat.
***