Dengan kepolosan seorang bocah saya menyodorkan amplop di tangan sembari berkata,"Saya menerima ini, Pak."
Bapak guru tersebut tersenyum. Menerima amplop dari saya lalu menyuruh saya pulang.
Esoknya. Saya dipanggil ke ruang Kepala Sekolah. Diinterogasi masalah amplop yang saya terima kemarin.
"Kamu tahu tidak apa isi amplop itu, Lik?"
Spontan saya menggeleng. Bapak guru yang menginterogasi saya mengelus kepala saya.
"Ya, sudah. Itu bagus. Sekarang kamu fokus saja pada pelajaran sekolah, ya."
Mendengar itu saya terdiam beberapa saat. Tapi kemudian memberanikan diri bertanya,"Memang kalau boleh tahu isi amplopnya apa, Pak?"
"Surat cinta."
***
Kembali kepada kisah si Jelita--sisiwi bimbel saya. Kemarin malam saya sempatkan bertanya lagi perihal ajakan gurunya tersebut. Sekadar memastikan apakah sang guru masih terus melancarkan rayuan.
Alhamdulillah. Jawaban si Jelita membuat saya tenang dan bersyukur.